Rusia Melaporkan Hampir 10.000 Kasus Virus Corona dalam Satu Hari
Rusia melaporkan 9.623 kasus virus corona dalam satu hari, Sabtu (2/5/2020), sehingga total infeksi virus corona menjadi 124.054.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
Mereka hanya dapat meninggalkan rumah mereka untuk berbelanja, berjalan-jalan dengan anjing dan membuang sampah.
Secara terpisah, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan tindakan pembatasan berlanjut hingga 11 Mei 2020 mendatang.
Meski jumlah kasus dan kematian relatif rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat, Italia dan Spanyol, yang telah terpukul paling parah oleh penyakit ini, kurva infeksi Rusia belum mencapai puncak.
Wali Kota Moskow: Rusia Belum Melewati Puncak Wabah
Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin memperingatkan ibu kota Rusia itu belum melewati puncak wabah.
"Ancaman tampaknya meningkat," kata Sobyanin dalam blognya.
Sobyanin menambahkan, dua persen dari populasi Moscowvite, atau lebih dari 250 ribuorang diyakini telah tertular virus tersebut.
"Menurut tes skrining dari berbagai kelompok populasi, jumlah sebenarnya dari yang terinfeksi adalah sekitar dua persen dari total populasi Moskow," kata Sobyanin.
Sobyanin mengatakan kepada stasiun TV Rossiya-1 bahwa, jika situasinya memburuk, pihak berwenang dapat memangkas jumlah izin digital yang dikeluarkan untuk perjalanan melintasi kota.
Dia mengatakan, Moskow secara signifikan meningkatkan kapasitas pengujian.
Selain itu, Moskow juga mengklaim kota itu telah berhasil menahan penyebaran infeksi dengan penegakan aturan tinggal di rumah dan langkah-langkah lain.
Wali Kota Moskow mengatakan, minggu ini para pejabat mempertimbangkan untuk mendirikan rumah sakit sementara di kompleks olahraga dan pusat perbelanjaan untuk menangani masuknya pasien.
Baca: Viral Suami Istri Bule Rusia yang Bawa Bayi Sambil Ngamen di Mataram, Akhirnya Kini Dideportasi
Baca: Institut Virologi Wuhan Diduga Telah Menghapus Bukti Asal Covid-19
Pejabat Tinggi Terinfeksi Virus Corona
Secara terpisah, Perdana Menteri Mikhail Mishustin, pejabat paling senior kedua di negara itu setelah Putin, mengatakan kepada presiden pada hari Kamis, ia dites positif mengidap virus corona.