PM Jepang Minta Maaf dan Janji Hentikan Deklarasi Darurat Bila Keadaan Membaik Sebelum 31 Mei
Kami minta maaf tidak dapat mengakhiri masa darurat ini. Namun apabila panel menentukan situasi telah menjadi lebih baik nantinya
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PM Jepang Shinzo Abe meminta maaf karena tidak dapat mengakhiri keadaan darurat dalam satu bulan tetapi menambahkan bahwa panel khusus akan menilai situasi lagi sekitar 14 Mei.
"Kami minta maaf tidak dapat mengakhiri masa darurat ini. Namun apabila panel menentukan situasi telah menjadi lebih baik nantinya, mungkin saja deklarasi darurat akan dicabut sebelum 31 Mei," ungkap PM Abe dalam jumpa pers Senin sore sekitar jam 17:00 waktu Jepang hari Senin ini (4/5/2020).
Dia mengulangi seruannya kepada banyak orang untuk menahan diri dari menyeberangi perbatasan prefektur dan mengurangi kontak orang-per orang hingga 80 persen di 13 prefektur seperti Tokyo dan Osaka yang membutuhkan "kehati-hatian khusus".
Perpanjangan itu datang karena sistem medis telah diregangkan oleh meningkatnya kasus dan kegiatan ekonomi tertekan karena tinggal di rumah dan permintaan penutupan bisnis di bawah deklarasi darurat.
Menteri revitalisasi ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan kepada parlemen bahwa jumlah kasus yang baru dilaporkan berada dalam tren menurun tetapi laju penurunannya tidak cukup cepat.
"Kita perlu melihat pengurangan lebih lanjut dalam kasus-kasus baru," kata Nishimura pada sidang majelis rendah saat dia menjelaskan rencana pemerintah kepada anggota parlemen.
Sementara keadaan darurat tetap berlaku secara nasional, beberapa kendala saat ini pada kegiatan sosial dan ekonomi akan mereda di prefektur di mana situasi infeksi tidak perlu perhatian khusus.
Pembukaan kembali taman, perpustakaan dan museum, sementara itu, kemungkinan akan diizinkan di seluruh negeri dengan syarat bahwa langkah-langkah pencegahan terhadap virus diambil.
Panel pakar kesehatan pemerintah merekomendasikan Jumat bahwa langkah-langkah darurat tetap diberlakukan untuk sementara waktu bagi pencegahan lonjakan infeksi COVID-19 baru yang akan menambah ketegangan pada rumah sakit.
Abe mengumumkan keadaan darurat pada 7 April untuk tujuh prefektur yang meliputi wilayah perkotaan termasuk Tokyo, Saitama, Chiba, Kanagawa, Hyogo, Osaka, dan Fukuoka. Dia memperluasnya ke seluruh negara pada 16 April untuk mencegah peningkatan perjalanan yang diperkirakan selama periode liburan sekitar sepekan ketika banyak orang Jepang biasanya mengunjungi kampung halaman mereka atau melakukan perjalanan.
Untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada rumah tangga, ia menentukan waktu pengumuman dengan janji untuk memberi masing-masing 126 juta orang Jepang sebesar 100.000 yen untuk membantu mengatasi situasi darurat.
Saat ini, 13 prefektur yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai membutuhkan perhatian khusus.
Jepang telah mengkonfirmasi 15.079 kasus virus corona dengan 536 kematian dan 3981 yang sembuh.