Aeternus, Baterai dari Jepang, Pembangkit Listrik Bersumber Udara Dari Teknologi Militer
Baterai air zinc yang revolusioner ini sangat praktis dan berasal dari teknologi militer Korea
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah pembangkit listrik baterai dari udara, hanya berberat 2,5 kilogram bisa dibawa siapa pun dalam ukuran kecil 175mm x 185mm x 85 mm, Aeternus menghasilkan listrik DV12Volts, 40Ah/540Wh. Dapat disambungkan ke inverter bisa mengubah arus menjadi AC100volts-200Volts.
"Baterai air zinc yang revolusioner ini sangat praktis dan berasal dari teknologi militer Korea," papar CEO WA Holdings Inc., Hajime Minagawa, pembuat baterai Aeternus, khusus kepada Tribunnews.com Kamis ini (7/5/2020).
Untuk tipe WAP150-12-100 bisa dipakai sebagai alat yang membutuhkan 150-300 watt.
"Pabriknya saat ini masih di Korea tetapi mudah-mudahan tahun ini kita bangun pabrik serupa di Jepang," lanjut Minagawa yang memiliki lisensi arsitek, lisensi teknisi cat, dan kualifikasi untuk teknologi seismik, serta mantan Presiden dan ketua Pro Times Research Institute, Inc.
Minagawa mendirikan WA Holdings untuk menciptakan masyarakat sejati melalui berbagai bisnis, memudahkan kehidupan sehari-harinya dan emapt tahun mulai memperkenalkan dan menjual Aeternus di Jepang (95% pembeli dalam negeri Jepang).
Sekitar 5% pembelinya dari Korea, China, Singapura, Thailand dan Mongolia.
"Sayang belum ada pembeli dari Indonesia," tambahnya.
Pada tahun 2013, Minagawa sebagai CEO WA Holdings Co., Ltd. dan sempat membuat beberapa buku yang diterbitkan.
Pada tahun 2009, menerbitkan buku otobiografi "Nanabo Ichikake" (Kadokawa Gakugei Publishing Co., Ltd.). Selanjutnya, pada tahun berikutnya, "Hal-Hal Penting yang Saya Pelajari dari Tora-san" (Nana Books) yang telah lama ditunggu-tunggu diterbitkan, dan itu menarik perhatian di TV, dan berbagai media massa, sekaligus membuat tambah populer Tora-san saat itu.
Baterai bencana untuk darurat merupakan terobosan barunya snagat populer saat ini untuk kelengkapan rumah tangga atau bisa dibawa ke mana pun terutama daerah yang tak memiliki listrik atau darurat lampu mati.
"Kalau dipakai terus satu bulan bisa digunakan, lalu harus dibuang. Memang sifatnya demikian. Olehkarena itu kalau habis dipakai harus segera dimasukkan paket aluminium yang juga disertakan satu set saat membeli Aeternus tersebut. Kalau tidak demikian alat itu akan me recharge terus menerus karena berada di udara terbuka."
Baterai energi udara terbuka itu yang pertama kali di Jepang dalam bentuk ringan dan kecil tetapi bertenaga output yang cukup besar.
Namun kalau alat itu di dalam paket aluminium terus tidak dipakai, bisa bertahan sampai lima tahun.
Alat kompak tersebut memiliki kapasitas pembangkit listrik berkapasitas besar untuk mengoperasikan 100V peralatan rumah tangga seperti komputer laptop dan TV. Misalnya, komputer laptop (36 Wh) dapat diisi dan digunakan selama 15 jam. Jika Anda menggunakan lampu LED (4 Wh) selama 8 jam sehari, itu dapat menyala terus menerus selama lebih dari 2 minggu.
"Aeternus juga bebas zat berbahaya yang ramah bagi manusia dan lingkungan. Bahkan dibawa ke pesawat terbang, baik dimasukkan ke kopor atau dibawa jinjing dalam tas ransel kita, masuk ke pesawat terbang tidak pernah ada masalah," ungkapnya lagi.
Menjadi perhatian bagi Minagawa adalah perekonomian Indonesia yang dianggapnya menarik.
"Nanti kita akan lihat kemungkinan investasi buat pabrik di Indonesia, karena perekonomian Indonesia sangat menarik serta banyak perusahaan Jepang pula di Indonesia. Pabrik bisa dibangun di Indonesia dengan bahan baku yang saya rasa pasti ada pula di Indonesia," lanjutnya.
Saat ini usahanya hanya ada di Jepang dan di Korea, ungkapnya lebih lanjut.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com