Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi

Di antara pasien yang diberi hydroxychloroquine, 32,3 persen akhirnya membutuhkan ventilator atau menjadi kritis.

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi
GERARD JULIEN / AFP
Staf medis menunjukkan paket Nivaquine, tablet yang mengandung klorokuin dan Plaqueril, tablet yang mengandung hydroxychloroquine di IHU Mediterranee Infection Institute Marseille pada 26 Februari 2020. Obat-obatan itu telah menunjukkan tanda-tanda efektifitas melawan virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Obat malaria, hydroxychloroquine yang berulang kali dipromosikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai perubahan penting dalam perang melawan virus corona baru, kembali gagal menunjukkan manfaatnya pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Kesimpulan itu dihasilkan dari sebuah penelitian yang diluncurkan pada Kamis (7/5/2020).

Sekalipun penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine itu memiliki sejumlah keterbatasan tertentu, para dokter melaporkan penggunaan hydroxychloroquine tidak mengurangi kebutuhan pasien atas bantuan pernapasan atau menurunkan risiko kematian.

"Kami tidak melihat adanya hubungan antara menggunakan obat ini dan peluang kematian atau intubasi. Para pasien yang mendapatkan obat ini tampaknya tidak menjadi lebih baik," kata ketua peneliti Dr Neil Schluger.

Di antara pasien yang diberi hydroxychloroquine, 32,3 persen akhirnya membutuhkan ventilator atau menjadi kritis, dibandingkan dengan 14,9 persen pasien yang tidak memperoleh obat itu.

Tetapi, dokter lebih mungkin meresepkan hydroxychloroquine kepada pasien yang sakit parah, sehingga para peneliti di New York-Presbyterian Hospital dan Columbia University Irving Medical Center menyesuaikan hasil penelitian itu dengan fakta tersebut.

Mereka menyimpulkan obat itu mungkin tidak memperparah pasien, tetapi jelas tidak membantu.

Berita Rekomendasi

Hydrocxychloroquine, yang juga digunakan untuk mengobati lupus dan radang sendi, juga tidak menunjukkan manfaat bila dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin, menurut laporan tim Schluger.

Baca: Ardi Idrus Jalankan Program Latihan Persib Bandung Setiap Sore Hari Jelang Berbuka Puasa

Azithromycin juga tidak menunjukkan manfaat.

Bulan lalu, dokter di Departemen Urusan Veteran AS melaporkan hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 dan mungkin menimbulkan risiko kematian lebih tinggi.

Analisis catatan medis menunjukkan tingkat kematian 28 persen ketika obat diberikan sebagai tambahan perawatan standar, dibandingkan dengan 11 persen perawatan standar saja.

Dalam penelitian terbaru itu, 811 pasien mendapat hydroxychloroquine dan 565 tidak.

Karena mereka tidak secara acak menerima hydroxychloroquine atau plasebo, menurut para peneliti, penelitian tidak boleh digunakan untuk mengesampingkan baik manfaat maupun bahaya dari obat.

Ditambahkan, percobaan acak, standar utama untuk tes terapi baru, harus dilanjutkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas