Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Serikat Pekerja Chile Ungkap Rumah Sakit di Santiago Hampir Penuh sebelum Puncak Corona

Pemimpin Serikat Pekerja Kesehatan melaporkan sistem kesehatan Ibu Kota Chile, Santiago hampir mencapai kapasitas penuh, Kamis (14/5/2020).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Pemimpin Serikat Pekerja Chile Ungkap Rumah Sakit di Santiago Hampir Penuh sebelum Puncak Corona
rumah.com, twitter/@Sarah_Pndj
ILUSTRASI - Rumah Sakit yang menangapi Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Serikat Pekerja Kesehatan melaporkan fasilitas kesehatan Ibu Kota Chile, Santiago hampir mencapai kapasitas penuh, Kamis (14/5/2020).

Ia menambahkan, rumah sakit hampir 'runtuh' karena kasus Covid-19 di Chile meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Dikutip Tribunnews dari Republic World, Jumat (15/5/2020), Otoritas Kesehatan Chile melaporkan peningkatan 2.659 kasus dalam 24 jam terakhir.

Selain itu, Otoritas Kesehatan juga mengatakan jumlah kematian naik mencapai 22 jiwa.

Lebih jauh, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins, Chile memiliki total 37.040 kasus yang dikonfirmasi, dan 368 kematian.

Total pasien pulih dari Covid-19 mencapai 15.655 orang.

Baca: Chili Gali 2.000 Makam untuk Antisipasi Lonjakan Kematian karena Covid-19

Baca: Pemerintah Chili Berencana Membuat Paspor Bebas Covid-19 untuk Penduduknya, Apa Fungsinya?

Meningkatkan Kapasitas Tempat Tidur untuk Pasien

Berita Rekomendasi

Masih dikutip dari Republic World, ketika jumlah kasus dilaporkan meningkat dengan cepat, Otoritas Kesehatan Chile bergegas meningkatkan jumlah tempat tidur untuk pasien kritis.

Untuk diketahui, awalnya, rencana untuk meningkatkan kapasistan ranjang rumah sakit akan dilakukan pada Juni 2020 mendatang.

Lebih lanjut, Chile disebut belum mencapai puncak penyebaran virus corona.

Ilustrasi virus corona. Pemimpin Serikat Pekerja Chile Ungkap Sistem Kesehatan Santiago Hampir Capai Kapasitas Penuh
Ilustrasi virus corona. Pemimpin Serikat Pekerja Chile Ungkap Sistem Kesehatan Santiago Hampir Capai Kapasitas Penuh (Pixabay/Tumisu)

Sebelumnya, pihak berwenang memperkirakan puncak infeksi akan terjadi pada akhir Mei dan awal Juni 2020 mendatang.

Bagi kebanyakan orang, virus corona menyebabkan gejala ringan atau sedang.

Gejala itu seperti demam dan batuk, dan hilang yang hilang dalam dua hingga tiga minggu.

Untuk beberapa orang, terutama orang dewasa yang lebih tua serta orang-orang dengan masalah kesehatan bawaan, gejela virus corona menyebabkan penyakit lebih parah, termasuk pneumonia dan kematian.

Baca: Dirawat selama 6 Pekan, Penulis Chile Luis Sepulveda Meninggal karena Covid-19

Baca: Terkait Virus Corona, Kemenlu Minta WNI Tunda Perjalanan ke Chile

Infeksi Virus Corona di Chile

Dikutip Tribunnews dari France24, (15/5/2020), Chili mencatat antara 350-500 infeksi baru dalam satu hari hingga melaporkan lonjakan kasus pada akhir pekan.

Pada Rabu, (13/5/2020), sekira 2.600 infeksi dikonfirmasi dalam periode 24 jam.

Selanjutnya, jumlah yang hampir sama  dilaporkan pada Kamis, (14/5/2020).

Terkait hal ini, Direktur Pemakaman Rashid Saud angkat bicara kepada AFP.

"Kami  menyadari, ini merupakan momen bersejarah, dan kami mungkin perlu lebih banyak buruan," kata Rashid Saud.

"Karena kami melihat apa yang terjadi di negara lain," tambahnya.

2.000 Kuburan Disiapkan

Foto pemakaman yang telah digali di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Santiago, Chile, Kamis (14/5/2020) di tengah kasus pandemi corona. Otoritas kesehatan memerintahkan TPU Santiago menyediakan lebih dari 1.700 kuburan akibat Covid-19.
Foto pemakaman yang telah digali di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Santiago, Chile, Kamis (14/5/2020) di tengah kasus pandemi corona. Otoritas kesehatan memerintahkan TPU Santiago menyediakan lebih dari 1.700 kuburan akibat Covid-19. (AFP/MARTIN BERNETTI)

Lebih lanjut, penggali kubur dikabarkan tengah mempersiapkan 2.000 makam baru untuk mengatasi pandemi di Chili.

Sebagai catatan, Covid-19 telah merenggut 368 nyawa di Chili sejak 3 Maret 2020 lalu.

"Kita harus membandingkannya dengan negara-negara lain yang telah menggunakan kuburan massal," kata Saud.

"Dengan negara-negara yang dilaporkan 'membiarkan' mayat membusuk di jalanan dan menyimpan jasad di truk," ungkap Saud.

"Hal itu yang ingin kita hindari dan mudah-mudahan kita tidak perlu menggunakannya (makam)," kata Saud.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas