Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kehilangan Pendapatan Kerja Paruh Waktu, Pelajar di Jepang Bakal Dapat Subsidi Maksimal Rp 27,6 Juta

Pemerintah Jepang memutuskan hari ini untuk mendukung siswa yang memiliki kehidupan yang sulit terutama yang kehilangan pekerjaan paruh waktu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kehilangan Pendapatan Kerja Paruh Waktu, Pelajar di Jepang Bakal Dapat Subsidi Maksimal Rp 27,6 Juta
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) Jepang di Kasumigaseki Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi, memutuskan untuk memberikan subsidi kepada para pelajar yang kehilangan pendapatan dari kerja paruh waktu maksimum 200.000 yen per orang atau sekitar Rp 27,6 juta.

"Sebesar 53,1 miliar yen yang diperlukan untuk pembayaran subsidi tersebut akan dibayarkan dari anggaran kontingensi 1,5 triliun yen yang dicatat dalam anggaran tambahan pertama untuk tahun ini," papar Menteri Pendidikan Jepang, Koichi Hagiuda (56), Selasa (19/5/2020).

Pemerintah Jepang memutuskan hari ini untuk mendukung siswa yang memiliki kehidupan yang sulit terutama yang kehilangan pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu.

Baca: Jambret yang Seret Korbannya Hingga Luka-luka di Medan Itu Ditembak Polisi

Akibatnya, 100.000 yen akan dibayarkan kepada siswa yang sebelumnya memiliki pekerjaan paruh waktu.

Demikian pula akan membebaskan pajak kependudukannya sebesar maksimum 200.000 yen.

Targetnya adalah sekitar 430.000 orang yang pergi ke sekolah pascasarjana, universitas (S1), sekolah kejuruan, sekolah bahasa Jepang.

BERITA REKOMENDASI

Salah satu syaratnya adalah pihak sekolah mengkonfirmasi situasi siswa dan sejenisnya, dan manfaatnya diberikan melalui Organisasi Layanan Mahasiswa Jepang.

Pemerintah memutuskan untuk membelanjakan 53 miliar 112,07 juta yen sebagai biaya yang diperlukan dari cadangan 1,5 triliun yen yang dimasukkan dalam anggaran tambahan pertama untuk tahun fiskal ini dalam rapat kabinet yang diadakan Selasa (19/5/2020).

Akibatnya, biaya kontingensi yang tersisa untuk tindakan penyakit menular akan menjadi 1 trilian 446,8 miliar yen.

"Sementara negara menunjukkan persyaratan tertentu untuk target siswa. Pada akhirnya kita membuat penilaian yang komprehensif sesuai dengan situasi aktual siswa di universitas dan lembaga pendidikan lain," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi, Hagiuda saat konferensi pers.

"Sangat penting untuk memberikan dukungan yang kuat sehingga mereka tidak akan menyerah pada studi atau studi lebih lanjut karena efek dari infeksi coronavirus baru, dan kami akan segera merespons sehingga kami dapat segera memberikan dan melanjutkan dukungan kepada siswa yang diperlukan," ujarnya.

Baca: Bikin Kaget Netizen, Sifat Asli Nia Ramadhani Langsung Ketahuan Saat Chatnya Dibocorkan Kiky Saputri


Presiden Kimiaki Yamaguchi dari Komeito mengomentari, "Pertimbangan Biaya bantuan perlu juga kecepatan penyaluran nantinya. Demikian pula bantuan bagi para penyewa ruangan perlu cepat ditindaklanjuti."

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas