Alami Gejala Langka, Hasil Tes Pasien Positif Covid-19 di New York Membingungkan Para Dokter
Pasien virus corona positif di New York, Amerika Serikat mengalami gejala langka yang membuat para dokter yang menangani menjadi bingung.
Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
Gejala-gejala pasien dengan cepat membaik setelah dia diberi beberapa antibiotik dan perawatan standar lain untuk infeksi paru-paru.
Tetapi pada hari kelima kondisi pasien memburuk lagi.
"Obat diberikan, tanpa perbaikan klinis," katanya dalam sebuah surat kabar, yang dikutip Tribunnews dari Sky News.
"(Peradangan) itu tidak khas dari temuan CT scan yang dilaporkan sebelumnya untuk Covid-19," tambahnya.
Namun, tim mencurigai bahwa pasien tersebut mungkin menderita Covid-19.
Pasien pun dites untuk virus corona lagi pada hari ketujuh.
Namun, tes-tes ini juga memberikan hasil negatif.
Baca: Di New York, 66% Pasien Rawat Inap Ternyata Orang yang Tak Pernah Keluar Rumah
Akhirnya, tim medis memutuskan untuk mendapatkan sampel menggunakan metode yang dikenal sebagai bronchoalveolar lavage (BAL).
BAL melibatkan memasukkan tabung ke paru-paru pasien untuk mengekstraksi cairan dan jaringan.
Menurutnya, tes tersebut mahal, memakan waktu, tidak nyaman, dan tidak banyak digunakan di Amerika Serika.
Bahkan, American Association for Bronchology dan Intervensional Pulmonology menentang penggunaannya dalam pengujian Covid-19 dalam semua kasus kecuali ekstrim.
Rupanya, tes BAL pasien itu pun menunjukan hasil positif.
Pada saat pasien mengetahui bahwa dia menderita Covid-19, dia sudah menghabiskan sembilan hari di rumah sakit.
Dia masih sakit, tetapi kondisinya sudah stabil.