Media Asing Ikut Bahas Aksi Para Menteri di Video Musik Jangan Mudik
Media asing memberitakan aksi para menteri yang membuat video musik untuk mengingatkan masyarakat agar tidak mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Media asing memberitakan aksi para menteri yang membuat video musik untuk mengingatkan masyarakat agar tidak mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Satu di antara media asing tersebut yakni Strait Times, Kamis (21/5/2020).
Sejumlah menteri itu di antaranya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Johny G Plate.
Lewat video klip berdurasi 55 detik, para menteri yang tergabung di Kabinet Indonesia Maju ini bergiliran mengingatkan masyarakat agar tidak mudik.
Setiap menteri menyanyikan lirik Jangan Mudik, Nggak Mudik Tetap Asyik dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
Sejak diunggah oleh Kementerian Tenaga Kerja di Twitter, Senin (18/5/2020), video ini sudah ditonton 1,5 juta kali.
Baca: Video Menteri Menyanyikan Lagu Jangan Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Pakai 2 Bahasa
Baca: Wamendes: Jangan Mudik Demi Lindungi Bangsa dari Krisis Pangan
Sejumlah Kepala Daerah juga Terlibat
Beberapa kepala daerah juga terlihat bergabung menyanyikan Jangan Mudik, Nggak Mudik Tetap Asyik.
Di antaranya yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca: Ketua Paguyuban Jawa Tengah, Leles Sudarmanto: Bukan Ojo, tapi Ora Mudik Ora Popo
Baca: Saat Wiranto hingga Moeldoko Berduet Nyanyikan Lagu Ora Mudik Ora Popo
Beragam Reaksi Nitizen
Sementara itu, reaksi netter terhadap video klip ini beragam.
Sebagian besar netizen pilih mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Satu di antara kebijakan yang dianggap tidak konsisten yakni membuka kembali semua moda transportasi pada 7 Mei 2020 kemarin.
Selain itu, pada 14 Mei 2020, Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten penuh dengan pemudik yang ingin pulang ke kota asal mereka.
Kritik pedas juga datang dari beberapa kalangan, satu di antaranya pengguna @rizki_thamrin.
"Memang menyenangkan, Pak. Tetapi mengapa moda transportasi masih gratis (beroperasi)?,"tulisnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.