Nenek 77 Tahun Bersepeda Keluar Rumah demi Beli Sarapan untuk Suaminya, Tapi Ia Tak Pernah Kembali
Nenek 77 Tahun Bersepeda Keluar Rumah demi Beli Sarapan untuk Suaminya, Tapi Ia Tak Pernah Kembali
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek 77 tahun bersepeda keluar rumah membeli sarapan untuk suaminya.
Tak disangka ia tak pernah kembali ke rumah untuk selamanya.
Ia terlibat kecelakaan fatal di Penang Avenue, Malaysia pada tanggal 24 Mei, seperti yang diberitakan Sin Chew Daily via World of Buzz.
Kejadian bermula saat nenek itu pergi keluar rumah dengan bersepeda.
Ia dikabarkan berniat membeli sarapan untuk suaminya.
Baca: Viral di Medsos, Google Street View Tangkap Foto Manusia Setengah Badan di Atas Pegunungan
Saat perjalanan pulang, nenek yang menderita nyeri sendi itu bersepeda di jalur kiri ketika ia tiba-tiba belok kanan.
Sebuah mobil MPV yang berada di jalur itu tidak bisa menginjak rem tepat waktu.
Sang nenek akhirnya tertabrak.
Karena tabrakan itu, sang nenek mengenai kaca depan mobil dan jatuh ke tanah.
Bersama sepedanya, si nenek terjebak di bawah mobil dan terseret sejauh 10 meter sebelum mobil akhirnya benar-benar berhenti.
Ia menderita kerusakan parah di kepalanya dan beberapa tulang di tubuhnya patah.
Ia lalu dinyatakan meninggal di tempat.
Baca: Seekor Anjing Menunggu Pemiliknya 3 Bulan di Rumah Sakit, Tidak Tahu sang Pemilik Sudah Meninggal
Tidak terlalu jauh darinya, tampak sekantong kue-kue berserakan.
Nenek itu teridentifikasi bernama Xu Guiying.
Anak nenek itu mengatakan bahwa ibunya hari itu pergi keluar rumah untuk membeli sarapan untuk dinikmati bersama ayahnya.
Ibunya mampir ke toko miliknya untuk membungkus makanan.
Tapi hanya 15 menit setelah sang ibu pergi, ia mendapat telepon dari saudara lelakinya yang mengatakan bahwa ibu mereka terlibat dalam kecelakaan.
"Aku segera berlari keluar toko menuju lokasi kejadian. Aku melihat ibuku di bawah mobil, sudah tak bernyawa," ucapnya kepada Sin Chew Daily.
Ia menjelaskan ibunya itu menderita nyeri sendi sudah cukup lama.
Penglihatannya pun memburuk selama beberapa tahun terakhir.
Portal berita Awani mengabarkan bahwa jasad sang nenek langsung dibawa ke RS Sultan Abdul Halim, Sungai Petani untuk dilakukan autopsi.
Kasus ini diselidiki berdasarkan Pasal 41 (1) UU Transportasi Jalan 1987.
Kisah Serupa: Pria 22 Tahun Tak Pernah Pulang untuk Selamanya setelah Pamit ke Rumah Teman
Pada 26 April 2020 lalu, warga Malaysia diketjutkan dengan penemuan kerangka mayat di selokan di tengah jalan tol.
Menurut portal Awani, kerangka itu ditemukan oleh seorang warga pada sore hari tanggal 25 April.
Polisi menemukan bahwa kerangka itu adalah seorang lelaki asal Melaka berusia 20-an.
Kerangka itu masih mengenakan helm dan pakaian, dompetnya tidak tersentuh sama sekali.
Ada uang tunai sekitar RM150 di dalamnya.
Namun, sepeda motor yang dia naiki tidak dapat ditemukan di mana pun dan tidak ada pula jejak senjata pembunuh.
Ketika polisi akhirnya menemukan identitas kerangka itu, anggota keluarga almarhum menceritakan kronologi hilangnya pemuda itu.
Menurut Penang Kini, almarhum bukanlah orang yang benar-benar berjiwa sosial bahkan sejak muda.
Terakhir kali keluarganya melihatnya pada pukul 8.30 malam pada tanggal 13 Maret.
Almarhum meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke rumah temannya di Tangkak, Johor.
Namun, dua hari kemudian, ketika ibunya menelepon ponselnya, dia tidak pernah mengangkatnya.
Ibunya berpikir bahwa anaknya itu mungkin sedang bersenang-senang dengan temannya sehingga dia tidak khawatir.
Hari berikutnya, yaitu 16 Maret, sang ibu menelepon sepupu almarhum yang bekerja di tempat yang sama dengan anaknya.
Namun sang sepupu berkata bahwa almarhum tidak bekerja.
Biasanya, ia akan kembali ke rumah bagaimanapun caranya.
Di ambang kepanikan, sang ibu menghubungi teman anaknya di Tangkak.
Namun mereka berkata rencana pergi mereka gagal.
Diketahui kemudian bahwa almarhum pergi ke Ampang sendirian.
Orang terakhir yang melihatnya adalah seorang teman di Ampang.
Almarhum dilaporkan meninggalkan Ampang pada jam 3 pagi.
Laporan orang hilang diajukan pada 17 Maret dan keluarga menggunakan ke media sosial untuk meminta bantuan dari netizen.
Kakak perempuan almarhum pergi dari rumah sakit ke rumah sakit untuk mencoba dan mengidentifikasi korban kecelakaan mobil tanpa identitas tetapi tidak berhasil.
Dia juga akan mengemudi perlahan di jalan raya untuk melihat apakah ada jejak sepeda motor adiknya di dekatnya.
Hari-hari berubah menjadi minggu dan sudah sebulan pencarian, tapi belum juga membuahkan hasil.
Pada hari ke-42 hilangnya almarhum, keluarga akhirnya menemukannya di selokan.
Polisi kemudian mengirim jasadnya ke Rumah Sakit Tunku Jaafar di Seremban untuk diautopsi.
Kasus ini kemudian diklasifikasikan sebagai kematian mendadak.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.