Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa Umumkan Pelonggaran Lockdown Covid-19 Mulai 1 Juni 2020
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa telah mengumumkan pelonggaran lockdown virus corona, lebih lanjut mulai 1 Juni 2020
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa telah mengumumkan pelonggaran lockdown virus corona, mulai 1 Juni 2020.
Keputusan ini merupakan satu langkah yang akan memungkinkan sebagian besar sektor ekonomi dibuka kembali.
Dengan catatan harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat dan aturan jarak sosial.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Ramaphosa mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, Minggu (24/5/2020), kabinet pemerintahannya telah memutuskan untuk memindahkan negara itu ke "level tiga" dari pendekatan lima levelnya.
"Ini akan menghasilkan pembukaan ekonomi," kata Ramaphosa.
"Serta penghapusan sejumlah pembatasan pada pergerakan orang, secara signifikan memperluas intervensi kesehatan masyarakat kita," tambahnya.
Baca: Fakta Unik Lesotho, Negara dengan Tingkat Melek Huruf Tertinggi di Afrika
Baca: Ekonomi Mulai Goyah, Afrika Selatan Longgarkan Lockdown Virus Corona
Lebih lanjut, ekonomi paling maju di Afrika sebagian besar telah ditutup sejak akhir Maret 2020.
Pemerintah kemudian memberlakukan beberapa pembatasan ketat di dunia dalam upaya untuk mencoba dan membendung penyebaran virus corona.
Sejauh ini telah menginfeksi 22.583 orang dan menewaskan 429 di negara itu.
Ramaphosa awalnya mendapat dukungan luas untuk lockdown, untuk membuat sebagian besar orang berdiam diri di rumah mereka, jika tidak memiliki perjalanan penting.
Mencabut Larangan Penjualan Alkohol
Pelonggaran lockdown minggu depan akan mencakup pencabutan larangan kontroversial atas penjualan alkohol untuk konsumsi rumah.
Langkah itu dimaksudkan untuk mencegah lonjakan kekerasan dalam rumah tangga dan mengurangi tekanan di bangsal darurat.
"Alkohol akan dijual untuk konsumsi rumah hanya di bawah kondisi ketat pada hari-hari tertentu dan untuk jam-jam tertentu," kata Ramaphosa.
Ia menambahkan, penjualan produk tembakau akan tetap dilarang "karena risiko kesehatan yang terkait dengan merokok".
Lebih lanjut, di bawah level tiga, jam malam di malam hari juga akan diangkat dan latihan di luar ruangan diizinkan kapan saja di siang hari.
Tetapi pertemuan publik akan tetap dilarang.
Kegiatan ekonomi berisiko tinggi tertentu seperti restoran, bar dan salon tata rambut akan tetap tutup untuk sementara waktu.
Baca: Parlemen Rusia: Kim Jong Un Kirim Ucapan Selamat Ke Presiden Afrika Selatan
Baca: Berawal Divonis Pnumonia, Adik Via Vallen Ternyata Positif Virus Corona, Ini Kekhawatiran Sang kakak
Level Tiga Datang Terlambat
Partai oposisi utama, Aliansi Demokratik (DA) mengatakan, "level tiga datang terlambat enam minggu".
DA mengatakan, keterlambatan itu menyebabkan "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki" bagi perekonomian.
"Bahkan sekarang, peraturan dan pengecualian irasional tetap ada," kata pemimpin sementara DA John Steenhuisen dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada alasan sama sekali bagi rokok untuk tetap dilarang, karena sebagian besar perokok tidak berhenti merokok dan hanya membeli rokok ilegal mereka di tempat lain," tambahnya.
Sementara itu, Ramaphosa menegaskan kembali rencana pemerintah untuk mengizinkan sekolah dibuka kembali untuk tahun-tahun senior mulai 1 Juni, 2020.
Ia mengatakan sepertiga mahasiswa juga akan diizinkan kembali ke kampus.
Dia mengidentifikasi tujuh kota sebagai "hotspot virus corona", termasuk Ibu Kota eksekutif, Pretoria.
"Daftar area hotspot akan ditinjau setiap dua minggu tergantung pada perkembangan virus," kata presiden.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)