Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Remdesivir Kini Makin Diminati, Jepang, Inggris dan Taiwan Setuju Penggunaannya untuk Pasien Corona

Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS untuk penggunaan darurat.

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Remdesivir Kini Makin Diminati, Jepang, Inggris dan Taiwan Setuju Penggunaannya untuk Pasien Corona
Ulrich Perrey / POOL / AFP
Satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020 

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Remdesivir, produksi Gilead Sciences, AS, makin diminati untuk mengobati pasien Covid-19. Pemerintah Taiwan pada Sabtu (30/5/2020) menyetujui penggunaan remdesivir untuk mengobati penyakit yang disebabkan virus corona.

Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS bulan ini untuk penggunaan darurat.

Gilead, yang berbasis di California, mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis remdesivir, cukup untuk mengobati sedikitnya 140 ribu pasien dalam memerangi pandemi global.

Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC) menyebutkan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan fakta kemanjuran dan keamanan remdesivir telah didukung oleh bukti awal dan penggunaannya disetujui oleh sejumlah negara lain.

Atas dasar itu, CECC berpendapat persyaratan telah terpenuhi bagi persetujuan penggunaan remdesivir pada pasien yang terkena infeksi Covid-19 kategori parah.

Taiwan sukses mencegah penyebaran virus corona berkat deteksi dini, upaya pencegahan serta sistem kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Hingga kini, Taiwan mencatat 442 kasus Covid-19 dan hanya tujuh kematian. Sebagian besar pasien telah sembuh dan hanya tersisa 14 kasus aktif.

Baca: Jelang New Normal, Berikut Daftar 102 Kabupaten Kota yang Masuk Zona Hijau Covid-19

Berita Rekomendasi

Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk Ccovid-19, namun negara-negara Uni Eropa telah memberikan remdesivir pada pasien berdasarkan aturan penggunaan.

Jepang dan Inggris, mengizinkan penggunaan obat tersebut dan mulai memberikannya pada pasien Covid-19.

Amerika Serikat, pasar farmasi terbesar di dunia, telah memberikan kewenangan penggunaan darurat remdesivir untuk Covid-19, namun belum menyetujui penggunaannya secara luas.

Gilead Sciences Inc telah mempublikasikan hasil studi yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara pengobatan remdesivir selama 5 hari dan 10 hari untuk pasien Covid-19 yang parah.

Gilead mengumumkan temuan-temuan terpenting dari uji coba 29 April. Hasilnya diterbitkan di New England Journal of Medicine.

Uji coba Gilead melibatkan 397 pasien Covid-19 parah yang dirawat di rumah sakit, di mana sebagian besar tidak menggunakan ventilator.

Baca: Simak Daftar 158 Wilayah di Indonesia yang Siap Jalani New Normal Per 5 Juni 2020

Produsen tersebut mengatakan studi, yang tidak mencakup perbandingan plasebo, menunjukkan 14 hari setelah pengobatan dengan obat intravena, 64 persen pasien yang diobati selama 5 hari dan 54 persen yang diobati selama 10 menunjukkan beberapa pemulihan klinis.

Setelah 14 hari, 8 persen pasien dari kelompok 5 hari dan 11 persen dari kelompok 10 hari meninggal.

Gilead menyebutkan hasil tersebut jangan diinterpretasikan sebagai indikasi durasi yang lebih singkat bekerja lebih efektif sebab bukti hasil yang lebih baik terjadi sejak dini, mengarahkan para peneliti untuk menghubungkan perbedaan keseimbangan dalam status pasien saat pendaftaran.

Kejadian buruk selama pengobatan meliputi mual dan memburuknya gagal pernapasan.

Perusahaan menyebutkan 2,5 persen dari pasien di kelompok 5 hari dan 3,6 persen dari kelompok 10 hari menghentikan pengobatan akibat peningkatan enzim hati. (cnn/rtr/feb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas