Protes di Gedung Putih Memanas, Donald Trump dan Keluarga Sempat Diungsikan ke Bunker Bawah Tanah
Presiden AS, Donald Trump sempat diungsikan ke dalan bunker bawah tanah saat aksi demonstrasi di depan Gedung Putih memanas.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
"Saya berdiri di hadapan Anda sebagai teman dan sekutu bagi setiap orang Amerika yang mencari keadilan dan perdamaian."
"Dan saya berdiri di hadapan Anda dalam oposisi yang kuat terhadap siapa pun yang mengeksploitasi tragedi ini untuk menjarah, merampok, menyerang, dan mengancam. Penyembuhan, bukan kebencian, keadilan, bukan kekacauan, adalah misi yang dihadapi," kata Trump.
Trump mengatakan bahwa suara warga yang taat hukum harus didengar.
"Kita harus membela hak setiap warga negara untuk hidup tanpa kekerasan, prasangka atau ketakutan," kata Trump sebelum mendukung para polisi.
"Tidak ada yang lebih kesal selain rekan penegak hukum oleh segelintir orang yang gagal mematuhi sumpah mereka untuk melayani dan melindungi," tambah Trump.
Baca: Rusuh di AS, Patung Tokoh Polisi di Philadelphia Dicoret dan Nyaris Dibakar, Dikenal Anti-Minoritas
Baca: Viral Foto Pendemo Kasus George Floyd di AS Bertato Indonesia Rusak Properti, Mengaku Lahir di Jawa
Dalam pesan Twitter-nya pada Sabtu (30/5/2020) pagi, Trump tidak berupaya menurunkan suhu atau menghibur orang Amerika yang menghadapi krisis kesehatan dan ras yang beriringan ini.
Sementara itu, keputusan untuk mengamankan Presiden terjadi ketika para demonstran berhadapan dengan petugas Dinas Rahasia di luar Gedung Putih selama berjam-jam pada Jumat.
Massa mulai rusuh dengan berteriak, melempar botol-botol air, dan benda-benda lain ke arah barisan petugas dan berusaha menerobos portal.
Meski massa terus menerus merusak portal itu, aparat keamanan terus menggantinya demi mencegah kerumunan masuk lebih dalam.
Baca: Demo Kematian George Floyd, Donald Trump Akan Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris
Baca: Michael Jordan Dukung Protes Anti-Rasisme, Buntut Kematian George Floyd oleh Polisi Minneapolis
Bahkan para pasukan pengamanan ini menanggapi dorongan dan teriakan agresif massa dengan menggunakan semprotan merica pada pengunjuk rasa.
Sepanjang malam, para pengunjuk rasa meneriakkan dukungan mereka untuk George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dikunci lehernya oleh seorang perwira polisi kulit putih dan ketidaksukaan mereka terhadap Trump.
Setidaknya aparat keamanan berhasil mengamankan enam orang dari massa itu.
Kini Trump dihadapkan dengan perpecahan yang muncul di antara sekutu dan penasihat utama Presiden tentang bagaimana Presiden harus mengatasi beberapa malam protes dan kerusuhan.
Trump didesak oleh beberapa penasihat untuk secara resmi menangani negara dan menyerukan ketenangan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)