Demo Rusuh di AS yang Mirip di Indonesia, Bedanya Presiden Trump Pilih Sembunyi di Bungker
Mirip di Indonesia saat terjadi kerusuhan, pemerintahan AS juga menuduh ada provokator dan kelompok tertentu yang menunggani aksi itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa terjadi hampir di seluruh negara bagian di Amerika Serikat (AS).
Demo yang berakhir rusuh itu juga terjadi di pusat pemerintahan Washington DC.
Demo yang disebabkan oleh aksi protes meninggalnya warga kulit hitam itu menyebabkan terjadinya pembakaran mobil polisi dan penjarahan toko-toko oleh sekelompok warga AS.
Mirip di Indonesia saat terjadi kerusuhan, pemerintahan AS juga menuduh ada provokator dan kelompok tertentu yang menunggani aksi itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Senin (1/6/2020). menuduh Antifa memulai kerusuhan di tengah protes atas kematian George Floyd.
Jaksa Agung AS William Barr menuduh Antifa dan "agitator" lainnya membajak protes yang melanda seluruh AS.
"Kekerasan yang dipicu dan dilakukan oleh Antifa dan kelompok serupa lainnya sehubungan dengan kerusuhan itu adalah terorisme domestik dan akan diperlakukan sebagaimana mestinya," kata Barr pada hari Minggu sebagaimana dikutip dari BBC Indonesia.
Bahkan Presiden Donald Trump di twitter-nya memperlihatkan video pengunjuk rasa yang diduga dibayar untuk melakukan kerusuhan.
Sama dengan di Indonesia, saat menghalau massa, polisi juga melemparkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Massa pengunjuk rasa di negara yang mengklaim dirinya bangsa maju dan moderen itu juga tak lupa membakar barang rongsokan di tengah jalan.
Kalau di Indonesia pendemo biasanya membakar ban di tengah jalan.
Dari sejumlah video di Youtube tampal taman-taman di depan gedung putih rusak berat akibat ulah pengunjuk rasa.
Media Australia 7, bahkan mengulas pos-pos polisi dan beberapa fasilitas umum di sekitar gedung putih hancur dirusak pendemo.
Bedanya?