Meski Dinyatakan Positif Corona, George Floyd Tidak Meninggal karena Covid-19
Setelah sepekan aksi protes sejak kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis, hasil autopsi menunjukkan hal yang mengejutkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Menurut Pemeriksa Medis di Hennepin, Floyd meninggal karena masalah jantung.
Laporan ini menjelaskan bahwa meski polisi menekan lehernya selama hampir 9 menit, aksi itu tidak langsung menyebabkan kematiannya.
Selain itu Floyd dikatakan memiliki memar dan luka di kepala, wajah, mulut, bahu, lengan, dan kaki.
Ini dikarenakan keempat polisi yang memaksanya tiarap ke jalanan.
Namun laporan otopsi menyimpulkan tidak ada bukti bahwa luka-luka ini adalah jejak kekerasan yang secara langsung menyebabkan Floyd meninggal.
Tidak ditemukan bukti cedera leher utama, tengkorak, atau cedera otak.
Baca: Tenaga Medis Covid-19 Gabung dalam Demo Bela George Floyd: Kami Juga Lawan Virus Rasisme
Baca: Kata Pengacara: Bukan Covid-19, Tapi Pandemi Rasisme yang Tewaskan George Floyd
Selain itu juga tidak ada kerusakan pada organ dalam tubuh.
"Tulang rawan tiroid dan tulang hyoid masih utuh," jelas laporan ini.
Sebagai informasi, tulang hyoid bisa patah bila dicekik.
Autopsi terakhir mengatakan Floyd memiliki penyakit jantung dan riwayat tekanan darah tinggi.
Ini termasuk laporan toksikologi yang lebih lengkap yang mengatakan Floyd memiliki bukti beberapa obat dalam darah dan urinnya termasuk morfin, fentanil, ganja, dan metamfetamin, meskipun tidak semua tes dapat diandalkan.
Baca: Direktur CDC: Aksi Protes George Floyd Jadi Ajang Penyebaran Covid-19
Baca: Gas Air Mata dan Semprotan Merica Berisiko Jadi Penyebab Penularan Corona di Tengah Kerusuhan AS
Para ahli otopsi yang disewa oleh keluarga Floyd dan Pemeriksa Medis Hennepin menyimpulkan bahwa kematian Floyd merupakan tragedi pembunuhan.
Namun kedua hasil otopsi memiliki pandangan penyebab yang berbeda.
Otopsi independen oleh keluarga Floyd tidak setuju dengan kesimpulan hasil pihak berwenang.
Mereka mengatakan pria malang ini meninggal karena sesak napas akibat tekanan yang berkelanjutan.
Keluarga juga mengatakan tidak ada bukti penyakit jantung dan menambahkan ahli patologi tidak memiliki semua akses sampel dari tubuh Floyd.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)