Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tenaga Medis Covid-19 Gabung dalam Demo Bela George Floyd: Kami Juga Lawan Virus Rasisme

Mereka memegang pamflet bertuliskan, "Perawatan kesehatan untuk semua" dan "Rasisme membunuh pasienku."

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Tenaga Medis Covid-19 Gabung dalam Demo Bela George Floyd: Kami Juga Lawan Virus Rasisme
Bryan R. Smith / AFP
Para pengunjuk rasa berhadapan dengan polisi selama demonstrasi menentang pembunuhan George Floyd oleh kepolisian Minneapolis pada Hari Peringatan 30 Mei 2020 di Borough of Brooklyn di New York. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Tenaga medis di New York, Amerika Serikat, yang memerangi pandemi virus corona atau Covid-19 ikut menyatakan dukungan dalam aksi ujuk rasa memprotes kematian warga Afrika-Amerika, George Floyd.

Memakai masker, pakaian dinas rumah sakit dan peralatan pelindung pribadi lainnya, sekitar seratus-sesuatu pekerja medis berjalan keluar dari Rumah Sakit Manhattan Bellevue pada Kamis (4/6/2020) untuk menunjukkan dukungan terhadap aksi menentang rasisme struktural di Amerika.

Baca: Kasus Ibu 3 Anak Diproses Hukum Karena Curi Sawit Rp 76.500, Politikus Golkar Sarankan Perdamaian

Mereka memegang pamflet bertuliskan, "Perawatan kesehatan untuk semua" dan "Rasisme membunuh pasienku."

Tenaga media berlutut diam selama delapan menit 46 detik-lamanya waktu seorang petugas polisi kulit putih di Minneapolis menekan lututnya di leher Floyd, sebelum pria kulit hitam itu meregang nyawa.

"Kami mengambil sumpah untuk melayani semua masyarakat, kami mengambil sumpah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan sekarang berlebihan penggunaan kekuatan dan kebrutalan polisi adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat," kata Kamini Doobay.

Doobay, seorang dokter IGD di RS Bellevue, kordinator aksi protes Kamis (4/6/2020).

Berita Rekomendasi

Aksi damai tenaga media ini melibatkan enam rumah sakit di New York.

"Sebagai tenaga medis profesional saat ini berjuang melawan Covid-19, saya juga terus melawan virus rasisme," tegas Billy Jean, seorang perawat kulit hitam, saat menyampaikan orasinya.

Epidemi virus corona, yang menewaskan sekitar 21.000 penduduk kota New York, hanya sedikit menjangkiti komunitas minoritas, termasuk keturunan Afrika Amerika.

Hampir 23 persen dari mereka yang telah meninggal di seluruh Amerika Serikat adalah warga kulit hitam, menurut angka resmi, seperti dilansir AFP.

Populasi warga kulit hitam hanya 13,4 persen dari penduduk Amerika.

Di New York, laju meninggal para anggota komunitas kulit hitam dua kali banyak dibanding orang kulit putih.

Tenaga kesehatan profesional melihat masih terdapat kurangnya perawatan kesehatan universal.

Artinya kelompok kurang mampu tidak menerima perawatan yang tersedia untuk mereka yang lebih kaya.

Dokter berusia 28 tahun Damilola Idowu mengatakan, masih terjadi tidak proporsionalnya perawatan medis terhadap mereka yang sekarat karena penyakit kronis yang berasal dari komunitas kulit hitam.

"Mereka tidak mendapatkan tindak lanjut yang tepat, dan tentu saja kita melihat kekerasan mematikan yang melanda komunitas ini," kata Damilola Idowu.

"Pria kulit hitam datang dengan luka tembak, dan tentu saja efek kebrutalan polisi pada pasien kami, kami melihat semua itu," katanya kepada AFP.

Pada hari Selasa, puluhan dokter dan perawat dari Mount Sinai Hospital turun ke jalan untuk bergabung bersama ribuan demonstran di Fifth Avenue.

Protes spontan serupa juga terjadi di luar rumah sakit lain di New York dan di tempat lain di negara bagian ini.

Termasuk Texas Medical Center di Houston dan Howard University Hospital di Washington DC.

Para demonstran pun memberikan penghormatan setinggi-tingginya atas sikap dan perhatian para tenaga medis yang masih menyisakan waktu ikut dalam aksi protes ini.

"Terima kasih! Kami mencintaimu!" teriakan para demonstran.

Banyak para demonstran berfoto bersama dokter dan perawat.

Baca: Kata Pengacara: Bukan Covid-19, Tapi Pandemi Rasisme yang Tewaskan George Floyd

"Sekarang para demonstran yang menyuarakan keadilan rasisme ini, yang hadir dalam aksi ini, mempertaruhkan nyawa mereka, membiarkan diri mereka ditangkap, siap menghadapi kekerasan polisi, mereka adalah pahlawan sekarang," kata Idowu.

"Jadi rasanya tepat bagi kami untuk mendukung mereka dan untuk menyemangati mereka, dengan cara yang sama mereka memberi dukungan, ketika kami sedang memerangi Covid-19. " (AFP)

Sumber: AFP
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas