WNI di AS Diminta Hati-hati Pakai Nama Indonesia untuk Tanggapi Kejadian BLM
Demonstrasi menentang rasialisme yang terjadi di Amerika Serikat (AS) mengingatkan bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan persatuan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demonstrasi menentang rasialisme yang terjadi di Amerika Serikat (AS) mengingatkan bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan persatuan.
Masyarakat Indonesia di AS yang tergabung dalam organisasi Amerika Bersatu mengimbau setiap WNI yang berdomisili di AS untuk mempergunakan momentum Black Lives Matter (BLM) sebagai pengingat atas kebhinekaan Indonesia sebagai kekuatan yang mempersatukan.
“Saya menghimbau seluruh WNI untuk berhati-hati, jangan sampai terpancing suasana yang panas, dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,” ujar Ronny Rusli dari Dallas, Texas selaku Ketua Umum Amerika Bersatu.
Baca: Kerap Serang Pemerintah Amerika, Media Iran, Rusia, dan China Diberi Label oleh Facebook
Ronny Rusli menanggapi isu yang menyebabkan demonstrasi massal di seluruh AS yang mulai dikaitkan isu adanya gerakan separatis yang ingin memecah-belah NKRI.
Ia meminta WNI yang ada di AS saat ini agar berhati-hati memakai nama Indonesia untuk menanggapi kejadian di negara asing.
Baca: Amerika, Are You Ok?
Di saat yang sama, Amerika Bersatu menghimbau para WNI di AS untuk tidak mengikuti demonstrasi serta mengikuti himbauan dari perwakilan RI demi keselamatan dan kesehatan.
“Meskipun ada kebebasan berpendapat di Amerika Serikat, mari kita ikuti himbauan dari perwakilan RI untuk tidak mengikuti unjuk rasa demi keselamatan dan keamanan,” ujar Melkysedek Tirtasaputra, salah satu tokoh masyarakat Indonesia di Philadelphia yang juga memiliki seorang menantu berkulit hitam.
Baca: Saat Konferensi Pers #PapuaLivesMatter Diteror Telepon Asal Amerika
Ia juga mengecam pihak-pihak yang menggunakan isu rasisme hanya untuk kepentingan sendiri maupun kelompok, serta menutup mata terhadap upaya penyelesaian kasus-kasus itu sendiri.
“Sebagai manusia, sangat jelas kita mengecam segala tindakan rasisme di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, jangan jatuh pada narasi “kalau tidak ikut demonstrasi, maka tidak menghargai HAM” karena Black Lives Matters mempunyai sejarah yang berbeda,” tandasnya.
Pada saat yang sama, Amerika Bersatu juga mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Jokowi yang telah meratifikasi International Convention on the Elimination of all Forms of Racial Discrimination 1965
Melalui UU Nomor 29 Tahun 1999 yang meneguhkan komitmen Indonesia untuk mengutuk segregasi / pemisahan rasial dan bertindak untuk mencegah, melarang, dan menghapus seluruh praktik diskriminasi di wilayah hukumnya.
dr. Alvinsyah Pramono, Ketua Tim Satgas COVID-19 Permias Nasional yang juga hadir pada acara ini mengatakan bahwa ia sangat prihatin atas resiko kesehatan yang ditimbulkan pada demonstrasi ini.
“Kami memprediksi, akan terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada minggu yang akan datang karena demonstrasi yang dilakukan ini tidak mematuhi protokol kesehatan," ujarnya. “Karena itu, mari kita sama-sama menghimbau masyarakat kita untuk tetap tinggal dirumah demi kesehatan.”
Pada saat ini tercatat hampir 2 juta kasus positif Covid-19, dengan angka kematian melebihi 110,000 di AS.