Senator AS Klaim Punya 'Bukti' China Sabotase Vaksin Covid-19, Diplomat China Beri Sindiran
Namun saat ditanya terkait buktinya, senator tersebut berulang kali menolak untuk mengungkapkannya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Seorang Senator dari negara bagian Florida, Amerika Serikat (AS) bikin heboh.
Ia mengklaim memperoleh informasi dari intelijen, yang membuktikan adanya upaya China menghalangi negara Barat, untuk menemukan vaksin virus corona (Covid-19).
Menanggapi tudingan itu, para diplomat China langsung bereaksi. Mereka menyindir dan meminta bukti terkait tuduhan tersebut.
"Ia seharusnya tidak malu untuk membiarkan dunia melihat 'buktinya', tunjukkan kepada dunia," kata para Diplomat China.
Pada hari Minggu lalu, pejabat yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata Senat dan Komite Keamanan Dalam Negeri AS, Rick Scott, secara jelas menyampaikan tudingannya.
Baca: RRC Kerahkan Kapal Induk Terbaru, Amerika Kirim 7 Kapal Selam, Laut China Selatan Memanas
Baca: Pesawat Sukhoi AU China Terobos Wilayah Udara Taiwan, Dicegat F-16
"Selain memusuhi AS dan demokrasi, China juga menghambat pengembangan vaksin virus corona dan berusaha menyabotase atau memperlambatnya," kata Scott.
Ia menyampaikan bahwa ada 'bukti' yang memperkuat klaimnya itu. Namun saat ditanya terkait buktinya, ia berulang kali menolak untuk mengungkapkannya.
Scott mengaku enggan mengungkapkan karena mempertimbangan tentang kerahasiaan dari bukti tersebut.
Baca: Kematian George Floyd Bikin Kepolisian AS Terancam Bubar, Donald Trump Langsung Menolak
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (9/6/2020), serangan Senator AS di media massa ini dapat diprediksi menarik perhatian China pada hari berikutnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pum menantang Scott untuk membeberkan bukti yang ia punya.
"Karena anggota parlemen ini mengatakan bahwa ia memiliki bukti bahwa China sedang mencoba untuk menyabotase negara-negara Barat dalam pengembangan vaksin mereka, maka kita biarkan ia menyajikan buktinya, tidak perlu malu-malu," kata Chunying.
Baca: China Siap Beri Hukuman bagi Sejumlah Senator AS karena Bikin UU Antichina
Menanggapi pernyataan Scott yang menyebut China tidak ingin Barat mengembangkan vaksinnya lebih dulu, Chunying menyatakan dalam jumpa pers regulernya bahwa pencarian vaksin untuk penyembuhan corona sama sekali bukan merupakan kompetisi.
Sebelumnya, Menteri Sains dan Teknologi China Wang Zhigang memastikan bahwa negaranya akan membuat vaksin semacam itu dan menjadikannya 'produk yang akan digunakan secara global'.
Klaim bahwa China menghambat upaya penelitian anti-Covid dianggap 'menunggangi' gelombang teori lain yang menuduh bahwa virus ini merupakan buatan manusia dan disebarkan dari laboratorium virologi di Wuhan, sebuah kota di China yang menjadi titik awal dari penyebaran wabah ini.
Didorong secara agresif oleh para pejabat tinggi AS, teori ini pun secara konsisten dikecam oleh China yang menyebut tudingan tersebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dunia terkait bagaimana penanganan pemerintah AS terhadap pandemi tersebut di negeri sendiri.
Sekutu-sekutu AS pun turut meragukan bahwa virus ini adalah buatan manusia, meskipun beberapa pakar menyatakan bahwa 'kebocoran' dari lab bisa saja terjadi secara kebetulan.