Pakar Militer: Tentara China Gelar Latihan 'Reguler' di Dekat Taiwan untuk Persiapan Militer
Bahkan kegiatan itu kini menjadi bagian dari persiapan perjuangan militer China dalam melawan separatis di pulau itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Tentara Pembebasan China (PLA) dikabarkan telah mengadakan latihan militer yang menampilkan pesawat tempur di dekat pulau Taiwan pada hari Jumat lalu.
Latihan semacam itu terjadi setidaknya empat kali sejak liburan Festival Musim Semi tradisional pada Januari 2020 dan telah menjadi latihan reguler.
Bahkan kegiatan itu kini menjadi bagian dari persiapan perjuangan militer China dalam melawan separatis di pulau itu.
Beberapa pesawat tempur PLA, termasuk pesawat bomber H-6, pesawat peringatan dini KJ-500 dan jet tempur J-11, melakukan latihan jarak jauh di atas perairan barat daya dekat pulau Taiwan pada Jumat lalu.
Seperti yang disampaikan media Taiwan, mengutip pernyataan otoritas pertahanan pulau itu.
Baca: AS Merapat Ke Taiwan, China Pamer Kekuatan Terhadap Wilayah yang Diklaim Sebagai Teritorinya
Dikutip dari laman Globaltimes.cn, Rabu (10/6/2020), pesawat-pesawat tempur PLA memasuki Samudra Pasifik Barat melalui Selat Bashi, lalu kembali ke pangkalan di sepanjang rute yang sama dengan rute masuk mereka.
Seorang pakar militer China Song Zhongping mengatakan bahwa latihan ini merupakan bagian dari persiapan militer potensial dalam melawan separatis di Taiwan.
"Latihan semacam itu telah menjadi rutinitas PLA," kata Song.
Setelah liburan Festival Musim Semi tradisional pada akhir Januari lalu, PLA pun melakukan misi patroli kesiapan tempur yang menampilkan kapal perang dan pesawat perang pada 9 Februari, latihan bersama pada 10 Februari, dan latihan malam hari untuk pesawat perang pada 16 Maret.
Terlepas dari wabah virus corona (Covid-19) yang masih berlangsung, semua latihan itu dilakukan di dekat pulau Taiwan.
Song berharap PLA secara bertahap mengadakan latihan yang lebih besar dan lebih sering di wilayah itu.
Ia juga menyarankan agar latihan tersebut menjadi lebih tepat sasaran dan memiliki lebih banyak strategi pencegahan.
"Latihan-latihan itu harus membuat para separatis Taiwan tahu bahwa dukungan pasukan asing tidak akan berguna. Pasukan asing juga harus memahami bahwa PLA memiliki kemampuan dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan Taiwan," kata Song.
Latihan pada hari Jumat lalu itu juga sengaja dilakukan menyusul tindakan Amerika Serikat (AS) yang menandatangani Undang-Undang (UU) Perlindungan dan Peningkatan Internasional Sekutu Taiwan (TAIPEI) baru-baru ini.
Penandatanganan ini nantinya memungkinkan AS untuk mengurangi, memperluas, atau mengakhiri keterlibatan emonomi serta hubungan diplomatik dengan negara-negara yang mencoba melemahkan Taiwan, termasuk China.
Kerja sama ini juga mengindikasikan bahwa AS dapat membantu Taiwan untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional, baik sebagai anggota maupun pengamat, dan menyediakan senjata ke pulau itu.