Ternyata Fitnah di Medsos Jepang 51% karena Tidak Bisa Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Penelitian universitas tersebut dilakukan tahun 2016 terhadap 40.504 responden tersebar di Jepang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Fitnah yang dilakukan pemegang akun palsu banyak sekali di Jepang dan 51% dilakukan karena tidak bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain.
"Jumlah akun palsu semakin banyak di Jepang sedikitnya 51% akun palsu dan fitnah yang dilakukan di medsos dari hasil penelitian menunjukkan 51% dilakukan karena tidak bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain," papar Shinichi Yamaguchi dosen di universitas internasional Glocom Jepang Rabu ini (10/6/2020) di TV Asahi.
Penelitian universitas tersebut dilakukan tahun 2016 terhadap 40.504 responden tersebar di Jepang.
Selain 51% karena tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain, sebanyak 19% karena alasan suatu perusahaan melakukan kesalahan yang juga tak bisa dimaafkan.
Yang menarik pula diperhatikan adalah 17% responden menyatakan melakukan fitnah di medsos karena senang saja, menarik, dan menyenangkan kerja fitnah yang dilakukannya.
Sedangkan 9% menyatakan ikut-ikutan karena orang lain melakukan fitnah sekaligus nimbrung ke pembicaraan tersebut, ikut-ikutan memfitnah pula.
Dan hanya 5% melakukan fitnah karena stres dalam kehidupannya.
"Jadi kelihatan sekali fitnah yang dilakukan di medsos di Jepang justru bukan karena stres dalam kehidupannya, tetapi justru karena merasa tak bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan seseorang."
Jumlah kass fitnah yang dilakukan di medsos di Jepang pun meningkat sekitar 380% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 1337 kasus.
Sedangkan tahun 2019 tercatat sebanyak 5198 kasus fitnah dilakukan di medsos Jepang, ungkapnya lebih lanjut.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.