Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buntut Tewasnya George Floyd, Donald Trump Larang 'Piting Leher' di Amerika: Kecuali Ancam Nyawa

Presiden AS Donald Trump tanda tangani perintah eksekutif yang membatasi penggunaan 'chokehold' atau memiting leher oleh polisi.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Buntut Tewasnya George Floyd, Donald Trump Larang 'Piting Leher' di Amerika: Kecuali Ancam Nyawa
Photo by Nicholas Kamm / AFP
Arsip foto memperlihatkan Presiden AS, Donald Trump, tersenyum saat akan menyampaikan pidato pembukaan pada Upacara Wisuda Akademi Militer AS 2020 di West Point, New York, 13 Juni 2020. Donald Trump berusia 74 tahun pada 14 Juni 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang membatasi penggunaan 'chokehold' atau memiting leher oleh polisi.

Ini merupakan buntut dari meluasnya aksi unjuk rasa atas meninggalnya warga kulit hitam George Floyd akibat di piting lehernya oleh polisi.

Presiden AS mengatakan chokeholds akan dilarang, kecuali jika nyawa seorang kepolisian terancam.

"Kami berurusan dengan semua berbagai departemen dan semua orang mengatakan sudah waktunya, kami harus melakukannya," katanya, dikutip Tribunnews dari Sky News.

Presiden AS Donald Trump berjalan melewati tembok yang dicoret-coret pendemo ketika menuju Gereja Episkopal St John's yang lokasinya tak jauh dari Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump berjalan melewati tembok yang dicoret-coret pendemo ketika menuju Gereja Episkopal St John's yang lokasinya tak jauh dari Gedung Putih. (AFP)

Baca: Menyaksikan Demonstran George Floyd Terkena Gas Air Mata, Donald Trump: Pemandangan yang Indah

"Selain itu kami sedang mencari senjata baru yang canggih dan kuat, tidak mematikan untuk membantu mencegah aksi yang mematikan."

"Perangkat baru sedang dikembangkan sepanjang waktu dan kami sedang mencari yang terbaik dari mereka," ujar Trump.

Trump mengatakan departemen kepolisian perlu berbagi informasi tentang pelanggaran yang dipercaya.

Berita Rekomendasi

Sehingga petugas yang bermasalah tidak hanya berpindah dari satu departemen kepolisian ke yang lain.

Dia menambahkan, dana federal akan diprioritaskan ke departemen kepolisian yang disertifikasi memiliki standar tinggi.

Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara.
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. (AFP/MICHAEL BRADLEY)

Baca: Hidupkan Lagi Ekonomi AS, Trump Habiskan 1 Triliun Dolar AS untuk Infrastruktur

Aksi memiting leher sebagian besar sudah dilarang di departemen kepolisian di seluruh AS.

Perintah eksekutif datang setelah protes di AS dan di seluruh dunia setelah pembunuhan George Floyd.

Terakhir, penembakan fatal Rayshard Brooks oleh seorang perwira kulit putih di Atlanta selama akhir pekan juga telah menyebabkan kemarahan publik yang baru dan lebih banyak demonstrasi.

Sebelum menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih, Trump bertemu dengan keluarga orang-orang yang tewas dalam aksi fatal yang dilakukan oleh polisi.

"Saya tidak pernah bisa membayangkan rasa sakit Anda atau kedalaman kesedihan Anda."

"Kepada semua keluarga yang terluka, saya ingin Anda tahu bahwa semua orang Amerika berduka di sisi Anda."

"Orang yang Anda cintai tidak akan mati sia-sia," ujar Trump kepada keluarga korban.

Sejumlah Polisi menahan pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi Black Lives Matter di luar Kantor Polisi Distrik Empat, Boston, Massachusetts, Sabtu (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOSEPH PREZIOSO
Sejumlah Polisi menahan pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi Black Lives Matter di luar Kantor Polisi Distrik Empat, Boston, Massachusetts, Sabtu (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. (AFP/JOSEPH PREZIOSO)

Baca: Kampanye Pertama Donald Trump Abaikan Jaga Jarak dan Tak Diwajibkan Pakai Masker

Trump mengatakan dia sangat menentang upaya radikal dan berbahaya untuk membongkar dan membubarkan departemen kepolisian AS.

"Orang Amerika tahu yang sebenarnya: Tanpa polisi ada kekacauan, tanpa hukum ada anarki dan tanpa keselamatan ada bencana," katanya.

Ada beberapa minggu demonstrasi di seluruh dunia menentang rasisme dan kebrutalan polisi yang dipicu oleh kematian Floyd.

Kematian seorang pria kulit hitam tak bersenjata itu terjadi pada 25 Mei lalu.

Mantan perwira Derek Chauvin yang 'membunuh' dengan menekan lututnya di leher Floyd, didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.

Tiga petugas lainnya yang berada di lokasi itu dituduh membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan dan pembunuhan tingkat dua.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas