Mantan Penasihat Gedung Putih Ungkap Donald Trump Kongkalikong dengan Xi Jinping Agar Menang Pilpres
Presiden AS, Donald Trump memintan bantuan Presiden China, Xi Jinping untuk memenangkannya dalam pemihan ulang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Padahal pemerintahan Trump mengritik perlakuan China kepada Uighur secara terang-terangan.
Bahkan pada Rabu ini, Trump menandatangani undang-undang yang mengesahkan sanksi AS kepada pejabat China yang bertanggungjawab atas penindasan warga Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.
China membantah menganiaya warga Uighur dan menyerang langkah AS, menyebutnya tindakan jahat dan mengancam.
Melihat isi dari buku itu, pemerintahan Trump berusaha memblokir tulisan Bolton agar tidak dijual bebas.
"Dia melanggar hukum. Ini adalah informasi yang sangat rahasia dan dia tidak memiliki persetujuan," kata Trump kepada Fox News.
"Dia orang yang mudah tersinggung."
"Aku memberinya kesempatan," tambah presiden.
John Bolton bergabung dengan Gedung Putih pada April 2018 dan keluar dari pekerjaannya pada September 2019.
Bolton saat itu mengaku memang memutuskan untuk berhenti.
Di sisi lain, Presiden Trump mengatakan dia memecat Bolton karena kerap bersinggungan dan tidak sepemikiran dengannya.
Baca: Kasus Baru Positif Covid-19 Meningkat, Donald Trump Pastikan Amerika Tidak Akan Lockdown Lagi
Baca: Trump Teken Perintah Eksekutif Reformasi Kepolisian
Bolton dikenal sebagai sosok yang tegas terhadap kebijakan luar negeri.
Dia juga pernah bertugas di masa pemerintahan Presiden George W. Bush.
Sebagai penasihat keamanan nasional, ia adalah penasihat utama bagi presiden AS tentang masalah keamanan di dalam dan luar negeri.
Buku yang mengatakan kerjasama antara Xi dengan Trump itu bertajuk 'The Room Where It Happened', akan dijual pada 23 Juni mendatang.
Namun pada Rabu malam, Departemen Kehakiman meminta perintah darurat dari seorang hakim untuk menghentikan pembebasan buku itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)