Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Investor Global: Indonesia Miliki Kekuatan Ubah Krisis Covid-19 Jadi Peluang

Mark juga membagikan tips agar Indonesia bisa lebih giat lagi dalam meningkatkan ‘Ease of Doing Business’ indeks Bank Dunia.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Investor Global: Indonesia Miliki Kekuatan Ubah Krisis Covid-19 Jadi Peluang
Istimewa
Forum virtual Global Connect Series bekerja sama dengan Mobius Capital Partners dan Kementerian Luar Negeri R, Sabtu, 20 Juni 2020 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Selain pandemi Covid-19, volatilitas di pasar keuangan negara-negara berkembang (Emerging) banyak dipengaruhi oleh situasi geopolitik global yang kini bergejolak.

“Seluruh perekonomian di G20 akan masuk resesi tahun ini menurut prediksi the Economist Intelligence Unit, kecuali China dan Indonesia saja dengan pertumbuhan kecil di angka positif antara 0.5%-1.0%” ujar Steven Marcelino, Chairman Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA), sebuah asosiasi para profesional dan eksekutif di mancanegara, dalam forum virtual Global Connect Series bekerja sama dengan Mobius Capital Partners dan Kementerian Luar Negeri R, Sabtu (20/6/202020).

Investor legendaris dunia Dr. Mark Mobius yang juga founder Mobius Capital Partners berpendapat, Indonesia telah menunjukkan kekuatan yang dimiliki untuk mengubah krisis dari covid-19 untuk menjadi sebuah peluang untuk melakukan perubahan dan melangkah maju.

Mark menyatakan, pandemi Covid-19 ini akan mempercepat laju perubahan tatanan global, yang sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum pandemi ini. Dia menyebut tiga hal yang spesifik.

Pertama, tatanan global akan melihat lebih banyak ‘Balkanisasi’ yang terjadi dengan melemahnya perjanjian-perjanjian multilateral.

Kedua, diversifikasi dari rantai pasokan global atas upaya berbagai perusahaan untuk mengalihkan produksi dari China ke negara-negara dengan labour cost yang rendah seperti di Asia Tenggara.

Ketiga, arus teknologi yang tak terbendung mampu membuat dunia semakin global tanpa batas ruang dan waktu.

Berita Rekomendasi

“Perubahan yang begitu cepat ini tidak akan mengakhiri tren globalisasi, malah sebaliknya,” ujar Mark yang mendapatkan gelar PhD di bidang ekonomi dari MIT di 1964.

Menjawab pertanyaan tentang prediksi akan krisis keuangan di masa depan, Mark berpendapat, ‘Black Swan’ ini akan berasal dari teknologi di mana akan terjadi serangan terhadap infrastruktur pasar keuangan.

Krisis yang akan terjadi di kemudian hari tidak hanya terjadi di negara maju atau berkembang, namun dengan skala global yang bahayanya tidak bisa dicerna sekarang.

Menimbang ini, ada kebutuhan mendesak bagi negara-negara agar semakin beradaptasi dan bersiap sedia sebab tidak ada yang bisa lepas dari gejolak pasar berikutnya.

Mark optimis pemulihan ekonomi akan berbentuk V (V-Shaped). Meskipun terdapat volatilitas lebih tinggi, pasar berkembang sudah bangkit kembali, bahkan telah melebihi Pasar di AS atau di Eropa.

Minat investor global sendiri terhadap Indonesia saat ini dianalogikan seperti di abad 16-an di mana berbagai ekspedisi berburu ‘The Spice Islands’ karena kekayaan rempah Indonesia yang cukup langka sejak ratusan tahun silam.

Mark juga membagikan tips agar Indonesia bisa lebih giat lagi dalam meningkatkan ‘Ease of Doing Business’ indeks Bank Dunia.

Dia mengatakan, Indonesia akan bisa lebih menarik arus investasi dan diversifikasi rantai pasok yang akan terus berlangsung di Asia Tenggara, di mana tren ini akan terakselerasi pasca Covid-19.

Mantan kepala BKPM yang kini menjadi Wamenlu Mahendra Siregar yang juga jadi pembicara di forum virtual ini mengajak para investor global seperti Mark menanamkan modal di Indonesia karena menjanjikan yield lebih tinggi dan potensi besar sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

Mahendra Siregar juga memberikan update tentang tanggap bencana Indonesia dalam memenuhi kebutuhan domestik selama pandemi seperti memproduksi masker hingga dua jenis ventilator dalam waktu tiga bulan secara end-to-end.

“Indonesia sekarang mulai mengekspor alat-alat medis yang berstandar internasional ini ke luar negeri,” ujarnya. Dia menilai ada peluang memanfaatkan momentum pandemi sebagai momentum untuk mengembangkan produksi lokal di tengah terganggunya rantai pasokan dunia.

Dalam penyelenggaraan forum virtual Global Connect Series ini GIPA dan Kemenlu RI juga mendapat dukungan dari AmCham, BritCham, EuroCham Indonesia, Ekonid, ICCC, dan KoCham.

Forum dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar dengan paparan bahwa perekonomian Indonesia cukup resilien dan diprediksikan untuk tidak masuk dalam resesi pada tahun ini.

Forum ini dihadiri oleh lebih dari 500 profesional serta eksekutif dari 110 kota yang tersebar di 30 lebih negara, dan diikuti sekitar 2.400 orang 3 jam pasca acara.

Forum ini juga dihadiri berbagai pejabat senior Kemenlu, KBRI, KJRI di berbagai belahan dunia yang telah banyak mendukung inisiatif-inisiatif global yang dilaksanakan oleh @GIPA_ID.

Hilmi Kartasasmita, Head of Indonesia GIPA yang menjadi MC dalam forum ini mengatakan, GIPA sebelumnya pernah menggandeng World Economic Forum, Bloomberg, Kemenkeu dan berbagai mitra strategis lain dalam membawa perspektif dari pemimpin dunia untuk masyarakat Indonesia di dalam negeri dan luar negeri.

Hilmi juga menyampaikan agar para undangan untuk bisa hadir di kegiatan selanjutnya pada bulan Juli dengan Going Global Series dan pada bulan Agustus dengan Global Connect Series ke-4. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas