Terungkap Hasil Investigasi Pesawat Jatuh di Pakistan Tewaskan 98 Orang: Human Error
Laporan Investigasi Ungkap Kecelakaan Pesawat Pakistan yang Tewaskan 98 Orang di Karachi, Disebabkan Human Erro
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kecelakaan pesawat komersial yang menewaskan 98 orang di kota Karachi, Pakistan Selatan bulan lalu telah terkuak.
Menurut laporan investigasi sementara, insiden tersebut diklaim terjadi karena kesalahan manusia (human error).
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Menteri Penerbangan Ghulam Sarwae Khan membacakan bagian dari laporan itu dan mempresentasikannya di hadapan Parlemen di Ibu Kota Islamabad , Rabu (24/6/2020).
"Menurut laporan investigasi awal, pilot dan pengontrol (lalu lintas udara), keduanya tidak menepati prosedur dengan baik," kata Ghulam.
Baca: Pesawat Pakistan PIA Jatuh di Permukiman Karachi, 80 Jasad Telah Ditemukan
Baca: Tampak Mewah dari Luar, Begini Isi di Dalam Pesawat Kepresidenan, Kini Kursi Dibuat Berjarak
Lebih lanjut, laporan awal didasarkan pada data dari perekam data penerbangan digital dan perekam suara kokpit.
Kemudian data tersebut diterjemahkan oleh para penyelidik di Prancis awal bulan ini, beberapa hari setelah kecelakaan 22 Mei 2020 kemarin.
Kronologi
Ghulam mengatakan, pesawat sempat mendekati landasan pacu pada sudut pendekatan yang tidak aman setelah mengabaikan peringatan kontrol lalu lintas udara.
Pesawat tersebut diketahui diminta untuk menurunkan ketinggiannya sementara masih 18,5 kilometer dari landasan pacu.
Pilot mengerahkan roda pendaratannya pada saat itu, tetapi data penerbangan menunjukkan roda itu ditarik sejauh 9,3 kilometer dari landasan pacu.
Pesawat itu menggores tanah pada pendaratan yang dibatalkan.
Baca: Minta Pakistan Kurangi Staf Kedutaan hingga Separuhnya, India: Kami akan Lakukan Hal yang Sama
Baca: Sosok Anastasia Tropitsel, Blogger Rusia yang Tewas di Bali karena Kecelakaan saat Kendarai Ninja
Laporan awal mengindikasikan mesin menabrak landasan pacu setidaknya tiga kali.
"Di satu sisi, pilot mengabaikan saran pengontril, dan di sisi lain, controller tidak memberi tahu pilot tentang kerusakan pada mesinnya setelah mereka mengikis (tanah)," tambah Ghulam.
Pilot kemudian mencoba untuk berkeliling untuk pendaratan lain.
Tetapi pesawat tidak bisa mendapatkan ketinggian karena mesinnya gagal.
Hal itulah yang menyebabkan pesawat jatuh ke tanah ke lingkungan perumahan Model Colony, Karachi, Pakistan.
2 Penumpng Selamat
Sekira 97 orang dari 99 di dalam pesawat tewas, hanya dua penumpang yang selamat setelah mereka terlempar dari reruntuhan akibat tumbukan pertama.
Seorang anak, yang berada di salah satu dari 29 rumah yang hancur karena pesawat, terbunuh.
Jadi, kecelakaan pesawat total menewaskan 98 orang termasuk seorang anak di rumah.
Baca: Ketika Sejumlah Negara di Asia Mulai Terapkan New Normal, WHO Minta Pakistan Berlakukan Lockdown
Ghulam mengatakan, penyelidikan awal telah mengesampingkan kesalahan teknis di pesawat.
"Berdasarkan laporan awal ini, pesawat ini, 100 persen layak untuk terbang," tegasnya.
"Tidak ada kesalahan teknis apa pun di dalamnya," terang Ghulam.
Penyelidikan Dibantu Tim Internasional Berjumlah 10 Orang
Berbicara kepada Parlemen, Ghulman mengatakan, penyelidikan kecelakaan udara di Pakistan telah dibantu oleh tim internasional.
Tim tersebut beranggotakan 10 orang, termasuk anggota dari Perancis dan Amerika Serikat.
Ghulman mengatakan, pilot senior Turki telah dimasukkan sebagai penasihat teknis.
"Ada investigasi gratis, adil dan transaran," katanya.
Pilot dan Co-Pilot Bahas Virus Corona di Udara
Menurut Ghulman, pilot dan co-pilot tidak fokus dan membahas pandemi virus corona ketika kontrol lalu lintas udara pertama kali mengingatkan mereka pada ketinggian yang berlebihan.
"(Pilot) mendengarkan (peringatan controller) dengan tergesa-gesa dan menjawab dia akan mengatasinya. Dan kemudian berbicara tentang corona," tambah Ghulman.
"Sayangnya, terlalu percaya diri dan fokus serta konsentrasi (pilot dan co-pilot) tidak ada," katanya.
Ghulman juga menegaskan, pengendali lalu lintas udara juga bersalah selama pendaratan awal yang gagal.
"Pengontrol juga lalai bahwa ketika dia melihat pesawat mendarat di mesinnya dan melihat api keluar dari mesin, dia seharusnya memberi tahu [pilot]," kata Ghulam.
"Tapi menara kontrol tidak memberi tahu pilot," tegasnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.