Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

113 Tewas Terkena Longsoran Pertambangan Batu Giok di Myanmar, Korban Didominasi Pemulung

Sebanyak 113 penambang batu giok tewas dalam insiden longsor di lokasi pertambangan pada Kamis (2/7/2020).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in 113 Tewas Terkena Longsoran Pertambangan Batu Giok di Myanmar, Korban Didominasi Pemulung
Myanmar Fire Services Department Facebook
Insiden longsor di pertambangan batu giok Myanmar. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 113 penambang batu giok tewas dalam insiden longsor di lokasi pertambangan pada Kamis (2/7/2020).

Kejadian ini terjadi pada Kamis pagi waktu Myanmar, di daerah Hpakant.

Dikutip dari Al Jazeera, daerah ini kaya akan batu giok di negara bagian Kachin. 

Baca: 11 Negara yang Pernah Berganti Nama, dari Myanmar hingga Thailand

Baca: Suzuki Siap Operasikan Pabrik Baru untuk Perakitan Mobil di Myanmar

Menurut keterangan Departemen Pemadam kebakaran Myanmar, longsoran terjadi setelah hujan lebat mengguyur pertambangan.

"Para penambang giok terkena gelombang lumpur," bunyi pernyataan itu di Facebook.

"Total 113 mayat telah ditemukan sejauh ini," tambahnya.

Foto yang diposting di Facebook menunjukkan tim pencarian dan penyelamatan menyisir lembah yang tampaknya dibanjiri tanah longsor.

Kebanyakan Korban Merupakan Pemulung

Berita Rekomendasi

Seorang penambang, Maung Khaing (38), mengatakan sedang ingin memfoto tumpukan limbah ketika orang-orang berteriak 'lari-lari!'.

"Dalam satu menit, semua orang di bawah (bukit) menghilang," jelasnya kepada Reuters.

"Aku merasa kosong di hatiku. Aku masih merinding."

"Ada orang yang terjebak di lumpur berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang bisa membantu mereka," cerita Khaing.

Pejabat lokal dari kementerian informasi, Tar Lin Maung, mengatakan pihak berwenang sudah menemukan lebih dari 100 mayat.

"Mayat lain berada di lumpur. Jumlahnya akan meningkat," ujarnya.

Than Hlaing, warga setempat yang ikut membantu evakuasi mengatakan bahwa korban jiwa kebanyakan pekerja informal yang memulung limbah di pertambangan.

Para pekerja ini biasanya mengais sampah hasil perusahaan pertambangan yang besar.
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas