Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Etnis Han dan Kaum Minoritas: China Dituding 'Berat Sebelah' dalam Kebijakan Kontrol Kelahiran

China dituding berat sebelah dalam kebijakan kontrol kelahiran antara etnis Han dengan kaum minoritas

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: haerahr
zoom-in Etnis Han dan Kaum Minoritas: China Dituding 'Berat Sebelah' dalam Kebijakan Kontrol Kelahiran
GREG BAKER / AFP
China dituding mengeluarkan kebijakan kontrol kelahiran yang berat sebelah antara etnis Han dan kaum minoritas, FOTO: Gambar diambil pada 4 Juni 2019 menunjukkan seorang wanita Uighur bersama dengan anak-anak di sebuah jalan di Kashgar di wilayah Xinjiang barat laut Cina. Otoritas China melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dalam operasi menahan pertumbuhan populasi etnis minoritas di wilayah Xinjiang barat, menurut penelitian yang diterbitkan pada 29 Juni 2020. 

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Selama beberapa dekade, China diakui sebagai satu di antara negara di dunia yang mengatur hukum hak-hak kaum minoritas.

Seperti misalnya ada kuota bagi warga etnis Uighur dan etnis minoritas lain agar bisa masuk perguruan tinggi, dan kuota pekerjaan di instansi pemerintah.

Kemudian adanya kelonggaran kontrol kelahiran sejak dihapuskannya kebijakan 'satu anak' pada 28 Oktober 2015, di mana seluruh warga China dapat memiliki hingga 2 anak.

Namun, hal ini berbeda praktiknya di lapangan, menurut investigasi Associated Press, kebijakan 'kontrol kelahiran' cenderung berat sebelah.

China pernah memasuki era anti-natalis, saat pihak berwenang China dilaporkan sering mendorong penggunaan alat kontrasepsi, sterilisasi, dan aborsi pada orang-orang China Han, sebagai etnis mayoritas, dan memberi izin bagi minoritas untuk memiliki dua hingga tiga anak.

Kebijakan ini hadir atas nama pembangunan ekonomi China yang saat itu begitu padat penduduknya.

Namun, semua berubah di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping.

Berita Rekomendasi

Di bawah pemimpin China yang oleh AP disebut 'paling otoriter' dalam beberapa dasawarsa terakhir, kebijakan anti-natalis ini mengalami perubahan.

Baca: Pengakuan Gulnar Omirzakh, Warga Muslim Uighur Korban Pemaksaan Aborsi Otoritas China

Presiden China, Xi Jinping
Presiden China, Xi Jinping (Instagram: @realxijinping)

Pada 2014, setelah kunjungannya ke wilayah Xinjiang, Xi meminta para pejabat tinggi menerapkan 'kebijakan keluarga berencana yang adil' untuk semua etnis.

BACA SELENGKAPNYA --->

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas