Malaysia Tangguhkan Pilot Pakistan setelah Adanya Kasus Pemalsuan Lisensi
Regulator penerbangan Malaysia menangguhkan sementara pilot pemegang lisensi Pakistan yang dipekerjakan di negara tersebut
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Regulator penerbangan Malaysia menangguhkan sementara pilot pemegang lisensi Pakistan yang dipekerjakan di negara tersebut, Arab News mengabarkan.
Penangguhan dilakukan setelah terungkap ada banyak pilot Pakistan memiliki kualifikasi meragukan.
Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (2/7/2020) bahwa keputusan itu diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap semua pilot asing di Malaysia.
Regulator mengatakan kepada Reuters bahwa ada kurang dari 20 pilot Pakistan di negara itu.
Pekan lalu, Pakistan menurunkan hampir sepertiga pilotnya karena diduga pilot itu memalsukan kualifikasi mereka.
Baca: Kecelakaan di Karachi Ungkap Fakta Mengejutkan: 30% Pilot Pakistan Airlines Gunakan Lisensi Palsu
Baca: Buntut Insiden di Karachi: Pakistan Internasional Airlines Nonaktifkan 141 Pilot Berlisensi Palsu
Pakistan memiliki total 860 pilot, 107 di antaranya bekerja untuk maskapai asing.
Kekhawatiran global telah meningkat sejak pengumuman tersebut.
Negara-negara yang mempekerjekan pilot Pakistan juga mulai memverifikasi kredensial mereka.
Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa juga telah menangguhkan izin Pakistan International Airlines untuk terbang selama enam bulan.
CAAM mengatakan sedang melakukan upaya dengan mitra Pakistan untuk memverifikasi keaslian pemegang lisensi pilot mereka.
"Pemegang lisensi yang diverifikasi valid oleh Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan akan segera dipulihkan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan pesawat Pakistan International Airlines yang terjadi pada Mei lalu disebabkan oleh human error atau kesalahn pada manusia.
Kecelakaan pesawat itu menewaskan 97 orang.
Pilot dan co-pilot mendiskusikan soal krisis virus corona saat landing, menurut laporan awal yang dirilis Rabu (24/6/2020), Arab News mengabarkan.