Mantan Kepala Mossad Israel Cemaskan Kian Mesranya Hubungan China-Iran
Beijing akan menggelontorkan dana segar sekitar $ 400 miliar ke Iran. Mereka juga akan memperluas kehadirannya di bidang perbankan dan telekomunikasi.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Pembebasan Yerusalem bukanlah agenda pemerintah Iran. Para ahli Israel percaya, Iran lebih memilih kota suci Najaf, ketimbang Yerusalem.
Agama dan Ideologi: Akar Semua Kejahatan?
Masih menurut Elizabeth Blade, suara-suara yang mengatakan pentingnya Yerusalem, juga muncul di Iran.
Hamed Mousavi, seorang profesor ilmu politik dari Universitas Teheran, yang berspesialisasi dalam sifat kompleks hubungan Israel-Iran, mengatakan Yerusalem selalu penting bagi umat Islam Syiah.
Sementara nasib orang-orang Palestina dan "pendudukan Israel atas tanah mereka" adalah wacana umum. Bahkan juga ada pada zaman Shah Iran, teman baik negara Yahudi.
"Bahkan sebelum revolusi, banyak orang tidak puas dengan kebijakan yang dibuat oleh Shah berkaitan dengan Israel, karena mereka tidak mau menerima perlakuan yang diterima rakyat Palestina," jelas Hamed.
Bagi banyak orang, kontrol Yahudi atas kota suci ketiga Islam itu tidak dapat diterima, dan perebutan tanah Palestina dianggap ilegal dan tidak bermoral.
Perasaan umum itu semakin meneggelora setelah revolusi yang menggulingkan Shah Iran.
Namun, Palestina dan faktor agama bukan satu-satunya alasan ketidakpuasan Iran atas Israel. Mousavi menjelaskan sikap ini dengan merujuk celah lebar antara dua ideologi yang saling bertentangan.
"Israel dengan ideologi imperialisnya telah dipandang sebagai elemen utama kehadiran Amerika di wilayah itu. Itu adalah perwujudan kolonialisme,” katanya.
Situasi itu tak bisa dielakkan meningkatkan semangat pemerintahan Iran yang baru guna mendukung perjuangan Muslim yang tertindas melawan penindas barat.
Karena alasan inilah, tak lama setelah revolusi, Iran memutuskan hubungan dengan negara Yahudi itu.
Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat, bergegas mengunjungi negara itu tak lama setelah penggulingan Shah.
Mousavi mengatakan satu-satunya cara bagi Tel Aviv untuk meningkatkan hubungannya dengan Teheran adalah melalui "memperbaiki kondisi Palestina", sesuatu yang tak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
"Solusi dua negara (Palestina dan Israel) telah terhenti, dan rencana perdamaian Trump yang baru-baru ini diperkenalkan tidak menawarkan solusi politik yang nyata kepada mereka,” tulis Blade di penutup ulasannya.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)