Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Tegaskan Proyek Rudal Balistik Mereka Jalan Terus
Sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Iran menurut Khamenei, dimaksudkan menghancurkan ekonominya dan mengurangi pengaruh regional Teheran.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan negaranya tidak akan menyerah pada tuntutan AS untuk berhenti mengembangkan rudal balistik dan industri nuklirnya.
Ia menegaskan, Teheran mampu menghadapi "penindasan" Washington. "Sanksi itu adalah kejahatan terhadap bangsa Iran," katanya dalam pidato nasional tepat di Hari Raya Idul Adha, Jumat (31/7/2020),
Sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Iran menurut Khamenei, dimaksudkan menghancurkan ekonominya dan mengurangi pengaruh regional Teheran.
Tapi itu, kata Khamenei, hanya membuat Iran lebih tangguh. Ia menambahkan, terlepas dari semua upaya AS, Iran tidak akan berhenti memproduksi rudal balistik untuk pertahanannya atau mengembangkan industri nuklirnya.
Dia juga berjanji bahwa Iran akan melanjutkan "pasukan perlawanan" di kawasan itu "sebanyak mungkin".
"Mengandalkan kemampuan nasional dan mengurangi ketergantungan kita pada ekspor minyak akan membantu kita melawan tekanan Amerika," katanya meyakinkan rakyat Iran dan dunia.
Pemerintahan Presiden Donald Trump membuat kebijakan sangat keras terhadap Iran, membalikkan semua kebijakan pendahulunya, Barrack Obama.
Washington secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015, yang ditandatangani Iran, lima negara terkemuka dunia dan Uni Eropa.
Menurut kesepakatan itu, AS menjanjikan menarik semua sanksi untuk Iran, memberinya peluang berbisnis. Konsekuensinya, Iran harus membatasi program nuklirnya.
Pemerintah Obama mengklaim cara dilakukan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan ini sejak lama dibantah Teheran.
Dalam pidatonya, Khamenei menyalahkan para penandatangan Eropa atas perjanjian nuklir itu, karena memberi Teheran "janji kosong" untuk menyelamatkannya.
Mereka gagal mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS.
Baca: AS Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata terhadap Iran, Rusia: AS Meletakkan Lutut di Leher Teheran
Perkembangan terbaru dari Washington, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menginformasikan, AS akan memperluas sanksi terhadap Iran, mencakup 22 item tambahan terkait penyediaan bahan baku nuklir.
"Hari ini, Departemen Luar Negeri mengidentifikasi 22 bahan khusus yang digunakan sehubungan dengan program nuklir, militer, atau rudal balistik Iran,” kata Pompeo.