Sejarah Panjang Donald Trump Jr. yang Kerap Sebar Misinformasi dan Teori Konspirasi di Media Sosial
Sejarah Panjang Donald Trump Jr, putra presiden AS Donald Trump yang Kerap Sebar Misinformasi dan Teori Konspirasi di Media Sosial
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Twitter menangguhkan akun Donald Trump Jr pada 27 Juli lalu setelah anak presiden AS itu mengunggah video viral yang mengandung misinformasi Covid-19.
Penangguhan itu berlangsung selama 12 jam.
Postingannya di Twitter pun dihapus dan diganti banner yang menyatakan cuitan itu menyalahi aturan tentang ketentuan misinformasi Covid-19.
Insiden itu hanyalah satu contoh dari sejarah panjang misinformasi yang diunggah Donald Trump Jr di media sosial.
Sejak 2016, seperti yang dilansir Insider, Donald Trump Jr telah memperkuat teori konspirasi yang berkaitan dengan Hillary Clinton, penembakan, birtherisme, dan akun Twitter yang mendukung QAnon.
Baca: Pacar Donald Trump Jr Positif Covid-19 Usai Hadiri Pidato Calon Mertuanya
Baca: Khawatirkan Keamanan, Donald Trump Beri Waktu 45 Hari pada ByteDance untuk Jual TikTok ke Microsoft
Donald Trump Jr adalah tokoh konservatif yang populer dengan lebih dari 5 juta pengikut Twitter.
Ahli strategi dan pakar Republik memprediksi bahwa Trump Jr. akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024, meskipun ia mengatakan kepada Axios pada bulan Maret bahwa ia "tidak memiliki niat" untuk itu.
"Satu-satunya tujuan dan fokus saya adalah memastikan ayah saya terpilih kembali karena saya ingin kemenangan terus berlanjut," katanya.
Donald Trump Jr berbagi informasi yang salah tentang Covid-19
Video yang dibagikan Trump Jr. telah menyebar dengan cepat di media sosial, terutama di kalangan konservatif, setelah media sayap kanan Breitbart News membagikannya.
Video itu menunjukkan seorang dokter yang mengatakan bahwa memakai masker tidak membantu mencegah penyebaran virus corona.
Padahal, ahli kesehatan masyarakat telah berulang kali menyatakan bahwa memakai masker sangat membantu mencegah penyebaran virus.
Video itu juga menyebut bahwa obat malaria hydroxychloroquine adalah obat untuk virus corona.
Presiden Trump telah gembar-gemborkan obat itu sejak lama tetapi para ahli dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan menyangkal klaim itu berdasarkan berbagai penelitian baru-baru ini.