Sejumlah Pejabat Pelabuhan Dijadikan Tahanan Rumah Seusai Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon
Kepala bea cukai Badri Daher mengklaim, jajarannya sudah meminta kepada otoritas agar bahan kimia itu bisa dipindahkan, namun tak direspons.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwajib menetapkan sejumlah pejabat pelabuhan di Beirut, Lebanon sebagai tahanan rumah.
Penetapan ini merupakan buntut ledakan yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Seperti diketahui, 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang menjadi penyebab insiden tersebut.
Amonium nitrat tersebut disimpan secara tidak aman di dalam gudang.
Akibatnya, terjadi ledakan dahsyat dan memberikan kerusakan sangat besar.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Michel Aoun.
• Selain Beirut Lebanon, Amonium Nitrat Juga Pernah Menimbulkan Ledakan Dahsyat di 4 Kota Ini
• Ledakan di Beirut juga Mengenai Seorang WNI, Ungkap Alami Luka Ringan & Keadaannya Baik-baik Saja
• Rangkuman Tragedi Ledakan Lebanon, Hitungan Detik Luluh Lantakkan Beirut, Penyebab hingga Korbannya
Kini, pemerintah Lebanon telah menetapkan status darurat selama dua pekan.
Kepala bea cukai Badri Daher mengklaim, jajarannya sudah meminta kepada otoritas agar bahan kimia itu bisa dipindahkan.
Namun, permintaan itu tak direspons.
"Kami menyerahkannya kepada pakar untuk mencari tahu penyebabnya," ulas Daher mengenai bahan kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan peledak seperti dikutip dari Kompas.com.