Hizbullah Menjawab Tudingan Keterlibatan dalam Ledakan Beirut
Jauh sebelum kejadian ledakan besar di Beirut, Nasrallah pernah mengancam akan menargetkan kilang kimia dan minyak di pelabuhan Haifa
Editor: Malvyandie Haryadi
"Mereka yang bertanggung jawab akan diperlakukan seperti sekutu, suatu agama atau sekte, itu tidak relevan. Siapa pun mereka, apa pun keluarga atau sekte atau partainya, keadilan harus ditegakkan," kata Nasrallah.
Nasrallah menyebutkan bahwa spekulasi tentang Hezbollah penyebab terjadinya ledakan besar di Beirut, adalah tuduhan bermotif politik, yang hanya untuk menyalahkan Hezbollah, berusaha untuk "menyelesaikan skor politik".
Menurutnya, arah untuk menyalahkan Hezbollah sudah ada "sejak awal" yang dilempar oleh media dan beberapa "kekuatan politik", sejak ledakan terjadi.
"Intinya adalah bagi para pelaku kesalahan ini selalu berusaha untuk menemukan sesuatu yang dapat disalahkan kepada Hezbollah," katanya.
Nasrallah melanjutkan dengan mengingatkan semua pihak bahwa pihak Amerika Serikat (AS) telah menarik spekulasinya tentang adanya faktor "serangan" di balik terjadinya ledakan besar di Beirut.
Nasrallah menyerukanseluruh pihak Lebanon untuk "mengesampingkan konflik mereka," dengan mengatakan bahwa bencana tersebut telah mempengaruhi warga Lebanon dari semua sekte di negara yang terpecah itu.
“Kami menghadapi insiden mengerikan, pada tingkat kemanusiaan dan nasional, dengan segala bentuknya,” katanya.
"Ada yang tewas dan terluka dari semua sekte...Beirut adalah kota semua orang Lebanon, tidak peduli afiliasi agama dan sektarian mereka," tambahnya.
Ada krisis rezim, ada krisis negara, bahkan ada krisis eksistensi, ”pungkas Nasrallah. "Jika otoritas Lebanon gagal dalam tugas ini, tidak ada harapan."
Sementara itu, bukti awal yang dikeluarkan oleh para pejabat Lebanon menunjukkan bahwa ledakan tersebut karena adanya 2.750 metrik ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang dibiarkan tanpa pengawasan di pelabuhan selama hampir enam tahun.
Ada dokumen dari petugas bea cukai meminta pihak otoritas untuk memindahkan ribuan ton zat eksplosif itu berkali-kali, tetapi tidak pernah menerima balasan.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan pada Jumat pagi (7/8/2020), bahwa penyelidikan atas ledakan itu sedang berlangsung dan tidak menutup kemungkinan keterlibatan asing, meskipun banyak pihak mengatakan kemungkinan itu tidak mungkin.
“Penyebabnya belum ditentukan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui roket atau bom atau tindakan lain," kata Aoun.
Ia menambahkan, pemeriksaan dilakukan dengan tiga tingkatan. “Pertama, bagaimana bahan peledak masuk dan disimpan. Kedua, apakah ledakan itu akibat kelalaian atau kecelakaan, dan ketiga kemungkinan adanya gangguan dari luar,” ujarnya.
Pemerintah juga telah menjanjikan penyelidikan segera, tapi banyak masyarakat Lebanon tetap skeptis dan mengatakan bahwa bencana pelabuhan Beirut hanyalah kasus baru dari sekian sikap pengabaian dan korupsi dari pemerintah Lebonan lakukan, yang telah membawa negara itu ke krisis terbesar sejak perang saudara Lebanon 1975-1990.