BREAKING NEWS : Putin Umumkan Rusia Negara Pertama Produksi Vaksin Covid-19
Vaksin Rusia guna melawan virus Corona dikembangkan Gamaleya Research Institute. Uji klinis vaksin diakukan sejak 18 Juni. Hasilnya dinilai memuaskan.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim negaranya adalah yang pertama di dunia mendaftarkandan memproduksi vaksin virus Corona.
Vaksin Rusia guna melawan virus Corona dikembangkan Gamaleya Research Institute. Uji klinis vaksin diakukan sejak 18 Juni, dan semua 38 relawan terbukti mampu mengembangkan kekebalan.
Presiden Vladimir Putin mengumumkan perkembangan itu, Selasa (11/8/2020) pagi waktu Moskow, saat pertemuan pemerintah. Kabar ini diwartakan Sputniknews.com.
Presiden juga meminta Menteri Kesehatan Mikhail Murashko untuk terus memberi tahu dia tentang vaksin itu.
Pada saat yang sama dia juga mengatakan dia tahu (vaksin) itu bekerja dengan cukup efektif dan membentuk kekebalan yang stabil.
"Saya berharap dalam waktu dekat kami dapat memulai produksi massal obat ini, yang sangat penting," kata Presiden Putin.
Putin lebih lanjut berterima kasih kepada semua orang yang bekerja pada vaksin pertama untuk melawan virus corona, dan menggambarkannya sebagai "langkah yang sangat penting bagi dunia".
“Saya berharap rekan-rekan kita di luar negeri juga bisa maju, dan akan ada cukup banyak produk yang bisa digunakan di pasaran, di pasaran dunia untuk obat-obatan dan vaksin,” lanjut Putin.
Presiden Rusia juga mengungkapkan bahwa salah satu putrinya telah divaksinasi virus corona.
“Dalam hal ini, dia ikut dalam percobaan. Setelah vaksinasi pertama, dia memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius, sedangkan hari berikutnya sedikit di atas 37 derajat Celcius, itu saja,” jelasnya.
“Setelah suntikan kedua, vaksinasi kedua , suhunya juga naik sedikit, lalu semuanya beres, dia merasa baik dan titer [antibodi] tinggi,” beber Putin.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan vaksin pertama Rusia melawan virus corona akan mulai diproduksi di dua lokasi, Gamaleya Research Institute dan perusahaan Binnopharm.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)