Oposisi Tuduh Otoritas Keamanan Belarusia Paksa Svetlana Tikhanovskaya Pergi ke Lithuania
Menlu AS Mike Pompeo mengecam hasil Pilpres Belarusia yang disebutnya penuh kecurangan, tidak bebas dan tidak adil.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Laporan terbaru dari Minsk yang dipublikasikan Russia Today, seorang pengunjuk rasa tewas karena luka-luka yang disebabkan alat peledak yang dia coba lemparkan ke polisi.
Kementerian Dalam Negeri Belarus mengonfirmasi kematian seorang pria di Minsk pada Senin malam, setelah bentrokan dengan polisi antihuru-hara yang mencoba membuka barikade di seberang Pritytsky Avenue, di bagian barat ibu kota.
“Seorang pengunjuk rasa melemparkan alat peledak tak dikenal ke petugas penegak hukum. Itu meledak di tangannya, menyebabkan ia kehilangan nyawa,” kata juru bicara kementerian kepada wartawan.
Sputnik Belarusia melaporkan pengunjuk rasa di Pritytsky Avenue menggunakan bom molotov untuk menargetkan polisi.
Rekaman drone pada Senin malam menunjukkan kerumunan besar orang memblokir jalan di dekat stasiun Metro Pushkinskaya, dan ada laporan polisi menggunakan granat flash-bang untuk membubarkan mereka.
Di beberapa titik, bus kota dibakar. Ini adalah kematian pertama yang dikonfirmasi dalam protes tersebut. Ada banyak laporan cedera di media lokal, dan ribuan pengunjuk rasa telah ditahan.
Minggu lalu, Belarusia mengadakan pemilihan presidennya. Hasil awal menunjukkan kandidat petahana Alexander Lukashenko mengamankan pemilihannya kembali dengan 80,08 % suara.
Sementara saingan terbesarnya Svetlana Tikhanovskaya mendapat 10,09 % suara. Tiga kandidat lainnya masing-masing gagal mendapatkan lebih dari dua persen.
Setelah hasil exit poll diumumkan pada 9 Agustus, aksi massa terjadi di banyak kota besar dan kecil di seluruh negeri.(Tribunnews.com/TASS/RussiaToday.com/Sputniknews.com/xna)