Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Brasil Mulai Pembicaraan dengan Rusia untuk Produksi Vaksin Sputnik V

Vladimir Putin telah mengumumkan Rusia telah menyetujui vaksin itu, Selasa (11/8/2020), meskipun belum menyelesaikan uji klinis tahap III.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Brasil Mulai Pembicaraan dengan Rusia untuk Produksi Vaksin Sputnik V
Shutterstock
Ilustrasi vaksin Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, SAO PAULO -- Negara bagian Parana di Brasil mulai pembicaraan dengan Rusia untuk memproduksi vaksin Covid-19.

Hal ini seiring Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan Rusia telah menyetujui vaksin itu, Selasa (11/8/2020), meskipun belum menyelesaikan uji klinis tahap III.

Rencananya, Institut Teknologi Parana (Tecpar) akan memproduksi vaksin Rusia itu di Brasil.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Parana mengatakan Gubernur Ratinho Júnior dijadwalkan akan bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Brasil pada hari Rabu (12/8/2020) untuk membahas kontrak perjanjian.

Keputusan Moskow untuk memberikan persetujuan terhadap vaksin sebelum menyelesaikan uji klinis telah menimbulkan keprihatinan di antara para ahli. Apalagi hanya sekitar 10% dari uji klinis yang berhasil.

Banyak pihak meragukan kemampuan Tecpar meproduksi volume besar vaksin baru ini.

Dua mantan pejabat senior Anvisa tidak yakin Tecpar mampu memproduksi vaksin secara massal.

BERITA TERKAIT

Namun, pemerintah Parana menegaskan, Tecpar punya kapasitas teknis untuk berpartisipasi dalam proses tersebut.

Namanya Vaksin Sputnik V

Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia menjadi negara pertama di dunia memberikan persetujuan penggunaan vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian manusia.

Vaksin, yang didaftarkan Rusia itu bernama "Sputnik V".

Baca: Presiden Rusia Klaim Negaranya Telah Ciptakan Vaksin Covid-19, Ilmuwan: Keputusan Ceroboh & Bodoh

Nama itu dipakai dalam rangka memberikan penghormatan kepada satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet.

Demikian dilansir Reuters, Rabu (12/8/2020).

Keputusan Moskow memberikan persetujuan sebelum selesainya uji klinis tahap tiga, telah menimbulkan keprihatinan di antara paea ahli. Apalagi hanya sekitar 10% dari uji klinis yang sukses dan beberapa ilmuwan takut Moskow hanya mengejar prestise ketimbang keselamatan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas