Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Mengecam Yunani atas Sengketa Energi di Mediterania
Ketegangan di Mediterania timur dilaporkan meningkat manakala kapal eksplorasi gas Turki Oruc Reis kembali beroperasi di sana awal pekan ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Yunani dan Uni Eropa mengklaim, Turki melakukan pengeboran ilegal di wilayah tersebut.
Tetapi, pihak Turki sendiri mengklaim daerah itu bereda dalam zona ekonomi ekskulisfnya.
Baca: Perancis Cemaskan Ketegangan Turki Vs Yunani di Mediterania
Baca: Yunani Tengah Banjir, 7 Orang Dilaporkan Meninggal Termasuk Bayi
Erdogan Mengadakan Pembicaraan dengan Kanselir Jerman
Sebelumnya, Erdogan mengadakan pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Markel, Kamis (13/8/2020).
“Dia ingin sengketa di mediterande timur diselesaikan dalam kerangka hukum internasional dan atasa dasar keadilan dan dialog,” kata Erdogan dalam pernyataan.
Merkel menjadi perantara pembicaraan antara Lebih jauh, dw.com melaporkan Turki dan Yunani, Juli 2020.
Dalam pembicaraan tersebut, Ankara setuju untuk menghentikan sementara pengeboran di wilayah tersebut .
Namun, eksplorasi energi dilanjutkan Senin setelah Yunani mencapai kesepakatan dengan Mesir mengenai hak untuk mengebor minyak dan gas di daerah tersebut.
Para menteri luar negeri UE akan membahas masalah ini selama konferensi video khusus pada hari Jumat.
Baca: Reaksi AS, Rusia, Hamas hingga Yunani atas Diubahnya Hagia Sophia Jadi Masjid
Sementara itu, dw.com menyebut, Prancis pada Rabu mengatakan akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania timur .
Sebuah pernyataan oleh kantor Presiden Emmaneul Macron mengatakan bahwa Prancis akan "memperkuat sementara" kehadiran militernya di Mediterania timur.
Hal ini untuk "memantau situasi di kawasan dan menandai tekadnya untuk menegakkan hukum internasional."
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)