Militan Al-Shabab Serbu Hotel di Mogadishu, 17 Orang Tewas Saat Operasi Pembebasan
Serangan teroris berakhir setelah baku tembak sengit selama tiga jam antara petempur kelompok bersenjata al-Shabab dan pasukan keamanan Somalia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOGADISHU – Sedikitnya 17 orang tewas dan lebih dari selusin lainnya luka-luka dalam serangan senjata dan bom oleh kelompok bersenjata al-Shabab.
Target serangan sebuah hotel kelas atas di tepi pantai kelas Mogadishu, ibukota Somalia. Penyerbuan dan penyanderaan terjadi Minggu (16/8/2020) siang hingga malam.
Serangan teroris berakhir setelah baku tembak sengit selama tiga jam antara petempur kelompok bersenjata al-Shabab dan pasukan keamanan Somalia.
Kelompok teroris mengawali serbuan lewat serangan mobil bom bunuh diri, diikuti masuknya sekelompok pria bersenjata ke hotel.
Informasi ini disampaikan juru bicara pemerintah, Ismael Mukhtar Omar, kepada kantor berita DPA dan dikutip Aljazeera.com, Senin (17/8/2020).
Menurut pejabat polisi Ahmed Bashane, di antara 12 korban adalah dua pegawai pemerintah, tiga penjaga keamanan hotel, empat warga sipil, dan tiga orang tak dikenal.
Mukhtar mengatakan kepada Associated Press, keempat penyerang dibunuh oleh pasukan keamanan.
Serangan itu dimulai pada sore hari dengan ledakan bom mobil yang dahsyat yang meledakkan gerbang keamanan ke hotel.
Kemudian, orang-orang bersenjata berlari ke dalam dan menyandera, kebanyakan pria dan wanita muda yang sedang makan di sana.
Sirene ambulans terdengar di daerah yang listriknya padam saat serangan dimulai. Kendaraan militer kemudian terlihat mengambil posisi di sekitar hotel pada malam hari.
Para pejabat awalnya khawatir kegelapan akan memperpanjang pengepungan. Sebagian besar tamu dari hotel tepi laut berlantai empat itu dapat diselamatkan.
Tetapi 28 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit. Data ini disampaikan Kepala Layanan Ambulans Mogadishu,Abdulkadir Abdirahman Adan.
Saksi mata memastikan serangan dimulai dengan ledakan besar dan melaporkan orang-orang berlarian dari daerah itu karena suara tembakan terdengar dari hotel.
Lokasi ini sering didatangi oleh pejabat pemerintah, jurnalis dan aktivis masyarakat sipil.