Cerita Pria Irak yang Lolos dari Pembantaian ISIS, Dikira Sudah Mati
Tahun 2014 adalah awal masa kejayaan ISIS sebelum mereka dikalahkan oleh pasukan koalisi internasional.
Editor: Hasanudin Aco
Para taruna Sunni dipulangkan, namun yang diketahui memeluk Syiah diperintahkan bertahan.
Rekaman video yang didapat BBC memperlihatkan taruna yang tidak dipulangkan ini diikat tangannya. Para taruna, termasuk Kadhim, dijejerkan di atas tanah.
Seorang milisi mengatakan, "Kami akan melakukan balas dendam untuk Saddam Hussein. Kamu semuanya akan kami bantai."
Pada suatu hari, para taruna dijejerkan di suatu tempat. Kadhim bisa mendengar suara tembakan beruntun dan tak berkesudahan.
Seorang milisi ISIS mendekat dan menembak para taruna satu demi satu. Di jejeran ini, Kadhim berada pada urutan nomor empat. "Mereka menembak satu demi satu," kata Kadhim.
Terdengar tembakan pertama. Tembakan kedua. Ketika tembakan ketiga menyalak, darah segar terciprat ke badan Kadhim. "Saya bisa merasakan darah itu hangat," kata Kadhim.
'Orang ini masih bernapas'
Video propaganda ISIS yang menunjukkan penangkapan para taruna sekolah militer di Tikrit. Kadhim termasuk salah satu yang ditangkap.
Lalu terdengar suara tembakan yang mestinya terarah ke badan Kadhim. Tapi peluru tidak menghantam badannya. "Saya tak tahu ke mana peluru itu lari," kata Kadhim.
Sang eksekutor mendekat dan menendang badan Kadhim. "Orang ini masih bernapas," kata eksekutor.
"Ia masih hidup, ia masih bernapas," teriaknya.
Namun komandan eksekutor mengatakan, "Biarkan saja..."
"Biarkan ia menderita, biarkan dia mati kehabisan darah," kata komandan ISIS.