Pria Ini Punya Rambut Sepanjang 5 Meter: Tidak Pernah Keramas, Potong, dan Sisiran Selama 80 Tahun
Pria ini mempunyai rambut sepanjang 5 meter. Rambutnya tidak pernah dikeramas, dipotong, dan disisir selama 80 tahun.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona membuat banyak pria di seluruh dunia menumbuhkan rambut mereka menjadi lebih panjang dari biasanya.
Namun, tidak ada yang sebanding dengan panjangnya rambut Nguyen Van Chien.
Dilansir Guardian, Chien adalah pria berusia 92 tahun yang berasal dari wilayah selatan Delta Mekong, Vietnam.
Dia bangga memiliki rambut gimbal sepanjang lima meter.
Rambutnya tidak pernah dipotong, dikeramas, atau disisir selama hampir 80 tahun.
"Saya percaya jika saya memotong rambut saya, saya akan mati," kata Chien.
"Saya tidak berani mengubah apa pun, bahkan tidak menyisirnya," imbuhnya.
Baca: Ajaib! Bayi 15 Minggu Bisa Berdiri Sendiri Tanpa Bantuan, Umur 5 Hari Sudah Mampu Angkat Kepala
Baca: Cara Merawat Rambut dan Kulit Kepala, Gunakan Minyak Rambut dan Sari Lemon untuk Perawatan
Chien percaya pada keyakinan yang mengatur agar seseorang tidak 'tersentuh' sejak lahir.
Pria yang memuja sembilan kekuatan dan tujuh dewa tersebut percaya bahwa itu adalah panggilan untuk memanjangkan rambutnya.
Oleh karena itu, selama 80 tahun, ia hanya menutupi rambut panjangnya dengan syal.
Tujuannya, agar rambutnya tetap kering, bersih, dan terlihat bagus.
Rambut panjangnya itu diikat di bawah sorban oranye.
Ketika di sekolah, dia sempat diminta oleh guru untuk memotong rambutnya.
Namun, setelah kelas tiga SD, dia putus sekolah.
Sejak saat itu, tidak ingin memotong, menyisir, atau mencuci rambutnya lagi.
"Saya ingat rambut saya hitam, tebal, dan kuat. Saya menyisirnya, mengurainya agar mulus."
"Namun, ketika saya mendengar panggilan dari kekuatan ilahi, saya langsung tahu bahwa saya 'terpilih'," ujar Chien.
Suatu hari, ia menyentuh rambutnya dan dalam semalam, rambutnya menjadi sangat keras.
Sejak saat itu, dia tidak pernah memperlakukan rambutnya lagi.
Selama ini, putra kelima Chien, Luom (62), membantu ayahnya untuk mengatur kuncir raksasanya.
Seperti sang ayah, Luom juga percaya pada hubungan antara rambut dan kematian.
Ia percaya setelah melihat seorang pria meninggal sesudah mencoba menyambung kembali rambutnya dengan tali.
"Hal-hal ini kelihatannya sederhana, tetapi sakral," ucap Luom.
Diketahui, pria yang tinggal sekitar 80 kilometer dari barat Kota Chi Minh itu menganut kepercayaan kuno yang dikenal sebagai "Dua" atau Coconut Religion.
Coconut Religion berpusat di provinsi Bến Tre, Vietnam selatan.
Didirikan pada tahun 1963, para penganutnya menciptakan "Kerajaan Kelapa" di sebuah pulau kecil di Sungai Mekong.
Nama tersebut berdasarkan klaim pendirinya, bahwa dia hanya bertahan hidup dengan kelapa untuk mempertahankan vitalitasnya.
Namun, Dua dilarang di Vietnam dan dikategorikan sebagai kepercayaan yang menyimpang.
Lahir dengan Ekor di Punggung, Bocah di India Berperilaku seperti Kera hingga Disembah Tetangga
Seorang bocah lahir dengan ekor di punggung.
Ia berperilaku seperti kera hingga disembah para tetangga.
Dilansir Mirror, bocah tersebut bernama Shivam Kumar (6).
Ia lahir di Delhi, India, 2013 lalu.
Saat lahir, ada bagian dalam tubuhnya yang awalnya dianggap aneh oleh orang tuanya.
Shivam lahir dengan rambut lebat yang tumbuh di punggung.
Tahun ke tahun, rambut tersebut tumbuh semakin lebat.
Hingga Shivam kini berusia 6 tahun, rambut lebat itu disebut sebagai 'ekor'.
Awalnya, orangtua Shivam berusaha menyembunyikan kondisi anaknya tersebut.
Namun, para tetangga telah mengetahuinya.
Tetangga Shivam pun heboh dengan adanya ekor di punggung bocah 6 tahun itu.
Mereka percaya, Shivam adalah reinkarnasi dari Hanuman, dewa kera yang kuat bagi umat Hindu.
Kemudian, orang-orang berbondong-bondong datang ke rumah Shivam.
Mereka memberinya cokelat dan makanan ringan.
Tak sedikit pula orang yang datang untuk menyembah bocah laki-laki itu.
Ibu Shivam, Reena (30), menceritakan hari-hari sang anak yang terus didatangi oleh banyak orang.
"Semua orang di lingkungan saya sangat mencintainya," kata Reena.
Dia menceritakan, awalnya 'keistimewaan' Shivam tersebut menimbulkan masalah bagi keluarga.
Orang-orang berkunjung ke rumah setiap hari.
Ternyata, hal tersebut menghambat kehidupan pribadi Shivam dan keluarga.
Alhasil, guru spiritual keluarga Shivam memberikan solusi.
"Guru kami menyarankan agar ini semua dihentikan (kunjungan orang-orang) dan membiarkan mereka menjalani hidup," ucap Reena.
Reena mengungkapkan, sang guru berharap agar orang-orang berhenti menyembah Shivam sebagai dewa.
Sebab, hal tersebut akan memberikan dampak yang tak dapat diprediksi pada psikis Shivam di kemudian hari.
"Jadi, kami mengikuti instruksinya. Kunjungan orang-orang juga telah berkurang, meskipun belum berhenti sepenuhnya," imbuhnya.
Reena mengatakan, terkadang ada orang yang masih datang ke rumah mencari anaknya.
Namun, ia berkata bahwa Shivam sedang tidak ada di rumah, meskipun sebenarnya ada.
"Kadang-kadang orang akan datang dan bertanya tentang Shivam, tetapi kami akan menyangkal mereka dengan mengatakan dia tidak ada di rumah," ujar Reena.
Ketika ditanya apakah Shivam pernah diperiksakan ke dokter atas ekor yang tumbuh, Reena tidak mengiyakan.
Sang ibu bersikeras bahwa anaknya baik-baik saja.
"Tidak ada yang salah dengan anak saya karena dia sangat sehat," Reena menegaskan.
Namun, dia menolak jika harus mencukur 'ekor' Shivam.
Dia tak mau hal buruk terjadi apabila hal itu dilakukannya.
"Itu adalah bawaan lahir. Kami tahu dia istimewa, tetapi kami tidak bisa mencukur rambut karena itu akan membawa pertanda buruk bagi keluarga kami," jelas ibu Shivam.
Reena menambahkan, 'ekor' yang tumbuh di punggung Shivam merupakan anugerah dari Tuhan.
Oleh karena itu, dia tidak ingin merusaknya.
Sementara itu, Nenek Shivam juga menjelaskan perilaku cucunya yang tidak seperti manusia pada umumnya.
Shivam disebut berperilaku seperti kera.
"Dia bertindak dan berperilaku seperti kera. Dia mengeluarkan suara seperti kera dan selalu melompat," tuturnya.
Selain itu, Shivam juga suka membalikkan tubuh.
Kepalanya berada di bawah dan kaki di atas, seperti yang biasa dilakukan kera.
"Kami berpikir bahwa mungkin ia merupakan titisan Dewa Hanuman dan kami tidak bisa menyangkalnya," kata sang nenek.
Kini, 'ekor' Shivam masih pendek.
Namun, keluarganya percaya bahwa rambut tersebut akan bertambah panjang.