Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang yang Mengundurkan Diri

Abe mengundurkan diri karena sakit radang usus besar atau kolitis ulseratif kronis yang sudah dialami sejak remaja.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Profil Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang yang Mengundurkan Diri
Foto Mainichi
PM Jepang Shinzo Abe, Senin (3/8/2020) dengan masker barunya, bertemu wartawan menceritakan mengenai masker baru dari kain yang akan dibagi-bagi gratis kepada masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Shinzo Abe resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang pada Jumat, (28/8/2020).

Seperti diberitakan Kompas.com, pengunduran diri Abe disiarkan melalui konferensi pers yang disiarkan Reuters dari kantor Perdana Menteri di daerah Chiyoda, Tokyo, Jepang.

Abe mengundurkan diri karena sakit radang usus besar atau kolitis ulseratif kronis yang sudah dialami sejak remaja.

Tahun ini, tepatnya pada Juni lalu, penyakit kronis itu kembali menyerang Abe.

Dia mengaku telah menjalani serangkaian pengobatan, termasuk mengonsumsi beberapa obat baru.

Baca: Alasan Kesehatan, Shinzo Abe Mundur untuk Kedua Kalinya dari Kursi Perdana Menteri Jepang

Pria 65 tahun itu juga sempat diperiksa di rumah sakit selama 7 jam, karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Perdana Menteri Jepang termuda

Berita Rekomendasi

Melansir Britannica, Abe lahir pada 21 September 1954 di Tokyo. Politisi Jepang ini menjabat sebagai PM selama dua periode, 2006-2007 dan 2012-2020.

Abe berasal dari keluarga politik terkemuka. Kakeknya, Kishi Nobusuke, menjabat sebagai PM Jepang dari tahun 1957 hingga 1960, dan paman buyutnya, Sato Eisaku, memegang jabatan yang sama dari tahun 1964 hingga 1972.

Setelah lulus dari Seikei University di Tokyo (1977), Abe pindah ke Amerika Serikat. Dia belajar ilmu politik di University of Southern California, Los Angeles.

Pada 1979, Abe kembali ke Jepang dan bergabung dengan Kobe Steel, Ltd. Ia kemudian menjadi aktif di Partai Liberal-Demokratik (LDP).

Selanjutnya, pada 1982, ia mulai bekerja sebagai sekretaris ayahnya, Abe Shintaro, yang merupakan menteri luar negeri Jepang.


Pada 1993, Abe memenangkan kursi di Majelis Rendah (parlemen) dan kemudian memegang serangkaian jabatan pemerintahan.

Dia mendapat banyak dukungan atas sikap kerasnya terhadap Korea Utara, terutama setelah negara itu mengungkapkan pada tahun 2002 telah menculik 13 warga Jepang pada tahun 1970-an dan 80-an.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas