Maju Dalam Pemilihan, Yoshihide Suga Disebut Calon Kuat Gantikan Abe Jadi PM Jepang
Bila nantinya terpilih, pemerintahan Suga akan memperpanjang program-program stimulus fiskal dan moneter Abe akan terus berlanjut
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menyatakan maju dalam pemilihan pemimpin partai berkuasa, Partai Demokrat Liberal (LDP).
Persaingan memperoleh kursi pemimpin LDP ini akan menjadi jalan menjadi pengganti Shinzo Abe sebagai perdana menteri.
Demikian disampaikan media-media Jepang, Minggu (30/8/2020).
Suga disebut-sebut menjadi kandidat kuat untuk memimpin LDP.
Bila nantinya terpilih, pemerintahan Suga akan memperpanjang program-program stimulus fiskal dan moneter Abe akan terus berlanjut.
"Suga memutuskan untuk maju dalam pemilihan pemimpin LDP, karena panggilan untuk berbuat banyak untuk negaranya, mengingat ada harapan terhadap kemampuannya untuk mengelola krisis, seperti pandemi Covid-19 dan penyelamatan ekonomi jepang," demikian laporan kantor berita Kyodo, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Reuters, Minggu (30/8/2020).
Baca: Profil Yoshihide Suga, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang yang Digadang-gadang Penganti Shinzo Abe
Selain Suga, ada nama mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba akan ikut dalam kompetisi memimpin LDP.
Sebagai politikus di negara dinasti politik, Suga dipilih oleh Abe pada tahun 2012 dalam jabatan penting sebagai sekretaris kabinet.
Ia bertindak sebagai juru bicara pemerintah, mengkoordinasikan kebijakan dan memimpin para birokrat.
"Saya berpikir untuk maju dalam pemilihan pemimoin LDP. Saya ingin Anda mendukung saya," kata Suga kepada sekretaris jenderal LDP Toshihiro Nikai dalam pertemuan rahasia pada hari Sabtu, demikian laporan TV Tokyo.
Media Jepang mengutip keterangan Nikai kepada Suga, "Tolong lakukan yang terbaik," yang dikatakan adalah tanda dukungannya untuk Suga.
Shinzo Abe Enggan Berkomentar Soal Kandidat PM Jepang
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak mau berkomentar mengenai calon penggantinya, usai menyatakan mundur dari jabatannya, Jumat (28/8/2020).
Bahkan saat konferensi pers itu, Abe tidak menyebut nama-nama kandidat yang berpotensi untuk meneruskan kursi yang ia tinggalkan.
Abe memilih untuk berpesan agar penerusnya mampu memerangi virus corona (Covid-19).
Abe mengumumkan pengunduran dirinya karena kondisi kesehatannya yang memburuk pada Jumat (28/8/2020).
"Saya telah memutuskan akan mundur sebagai perdana menteri, dengan keyakinan tidak dapat terus menjadi perdana menteri jika saya tidak memiliki keyakinan bahwa saya dapat melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya oleh masyarakat," ujar Abe, (65) dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/8/2020).
Dia mengatakan dia telah memutuskan untuk mundur sekarang untuk menghindari kekosongan politik ketika negara sedang berjuang mengatasi wabah virus corona.
Baca: Reaksi Para Pemimpin Dunia Terhadap Pengunduran Diri PM Jepang Shinzo Abe, Trump: Teman Baik Saya
"Saya minta maaf dari lubuk hati terdalam, meskipun masa jabatan saya masih tersisa satu tahun lagi dan di tengah-tengah berbagai kebijakan dan virus corona," kata Abe.
Lalu siapkah kandidat pengganti Abe?
Pengganti Abe adalah dia yang akan menduduki kursi pimpinan di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa (LDP).
Kemungkinan besar dalam dua atau tiga minggu kedepan, sosok yang akan menggantikan Abe, akan secara resmi dipilih di parlemen.
Pemimpin baru partai LDP akan memegang jabatan selama sisa masa jabatan Abe.
Sejumlah nama disebut-sebut berpotensi untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan Abe.
Nama mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba dikabarkan termasuk nominator pengganti Abe.
Selain itu ada juga nama mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida.
Baca: Ayu Ting Ting Akui di Depan Judika dan Duma Riris Punya Hobi Ngupil Sembarangan
"Keduanya dengan cepat menyatakan minatnya untuk menggantikan Abe," menurut laporan media lokal, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/8/2020).
Ada pula nama orang dekat Abe, yakni Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.
Media Jepang menyatakan, siapa pun yang memenangkan jajak pendapat partai kemungkinan akan menjaga kebijakan "Abenomics", sepeninggal Abe, ketika Jepang berjuang melawan dampak virus corona.
Pengunduran diri ini adalah kedua kalinya oleh Abe, sebagai perdana menteri Jepang.
Sebelumnya Abe pernah pengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2007 lalu karena sakit.
Kemudian pada 2012, Abe kembali terpilih menjadi PM Jepang.
Dia telah berjuang melawan kolitis ulseratif (radang usus)--penyakit yang selama bertahun-tahun telah mengerogoti tubuhnya.
Karena penyakit itu pula, ia sudah dua kali bolak balik ke rumah sakit dalam seminggu ini.
Masa pemerintahan Abe baru akan berakhir pada September 2021.(Reuters/NHK/Channel News Asia/AP/AFP)