Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mustapha Adib Terpilih Menjadi Perdana Menteri Lebanon

Mustapha Adib telah terpilih untuk membentuk pemerintahan baru di Lebanon, satu bulan setelah terjadi kekacauan akibat ledakan di Beirut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mustapha Adib Terpilih Menjadi Perdana Menteri Lebanon
JOSEPH EID / AFP
Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib berbicara selama konferensi pers di istana presiden di Baabda, timur Beirut, pada 31 Agustus 2020. 

Pengunduran diri dalam kabinet pemerintah dimulai pada hari Minggu ketika menteri informasi dan lingkungan mengundurkan diri, dan beberapa lainnya mengikuti, Reuters melaporkan.

Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'.
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. (STR / AFP)

Pengunduran diri massal di pemeritahan Lebanon ini terjadi setelah ledakan 4 Agustus di Beirut yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan mencederai 6.000 lainnya.

Ledakan itu dipicu oleh ribuan ton peledak amonium nitrat.

Bahan kimia itu diduga disimpan secara tidak benar di gudang dekat pelabuhan selama bertahun-tahun.

Ryan Pickrell dari Business Insider sebelumnya melaporkan, ledakan itu tercatat sebagai gempa bumi berkekuatan 3,3 SR.

Beberapa orang telah ditahan untuk diinterogasi atas ledakan itu, termasuk kepala departemen bea cukai Lebanon dan kepala pelabuhan tempat penyimpanan bahan kimia itu.

Dua mantan pejabat kabinet dan kepala badan keamanan negara juga diinterogasi, kata pejabat pemerintah kepada AP.

Berita Rekomendasi

Ledakan itu juga menyebabkan protes kekerasan.

Para pengunjuk rasa menuduh pemerintah lalai hingga menyebabkan ledakan, yang menyebabkan kerusakan sekitar $ 10 miliar hingga 15 miliar.

Presiden dan perdana menteri Lebanon sebelumnya telah menerima laporan pada 20 Juli, dua minggu sebelum ledakan, di mana pejabat keamanan negara memperingatkan tentang bahaya penyimpanan bahan kimia di pelabuhan.

Investigasi dilakukan untuk mengetahui mengapa tidak ada tindakan yang dilakukan setelah peringatan itu.

Para pemimpin dunia telah berjanji memberikan 300 juta dolar AS untuk membantu pembangunan kembali Lebanon pasca ledakan.

Tetapi banyak dari dana tersebut ditahan sampai pejabat pemerintah berbicara kepada pengunjuk rasa dan menetapkan rencana untuk reformasi politik dan ekonomi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas