Muncul Spekulasi Donald Trump Terkena Stroke, Sang Presiden dan Dokter Pribadinya Langsung Membantah
Dokter pribadi Donald Trump, Dr. Sean Conley, menyangkal kabar yang mengatakan bahwa sang presiden pernah mengalami stroke, atau lainnya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Kunjungan itu sebelumnya tidak diumumkan pada jadwal resminya.
Gedung Putih pada saat itu mengklaim bahwa Trump pergi ke rumah sakit untuk tes medis sebagai bagian dari pemeriksaan fisik tahunannya.
Baca: Donald Trump Ejek Kamala Harris, Anggap Putrinya, Ivanka Trump, Lebih Baik
Baca: Demo di Portland, Presiden AS dan Joe Biden Justru Berselisih, Cawapres Demokrat Sebut Trump Ceroboh
Tweet Lockhart itu muncul setelah laporan CNN tentang buku yang akan datang oleh reporter New York Times Michael Schmidt, yang membahas kunjungan Walter Reed.
Schmidt menulis bahwa "pada jam-jam menjelang perjalanan Trump ke rumah sakit, muncul kabar di Sayap Barat agar wakil presiden [Mike Pence] bersiaga untuk mengambil alih kekuasaan kepresidenan sementara jika Trump punya menjalani prosedur yang mengharuskannya untuk dibius."
Setelah Lockhart memposting tweetnya yang berspekulasi tentang pertanyaan apakah Trump mengalami stroke, Dr. Ronny Jackson, mantan dokter Gedung Putih untuk Trump, menyebut perkataan Lockhart itu sebagai serangan.
Jackson, yang mencalonkan diri di Kongres yang mewakili distrik Texas, kemudian menghapus balasan itu, kata Lockhart.
Jackson "pada dasarnya mengatakan bahwa ini semua adalah berita palsu dan dia dapat membuktikan bahwa Presiden dalam keadaan sehat," kata Lockhart kepada CNBC.
"Tidak yakin bagaimana dia bisa yakin padahal dia bukan dokter pada saat kunjungan Walter Reed," tambah Lockhart.
Kampanye pemilihan Trump kemudian meminta CNN untuk memecat Lockhart sebagai analis politik karena "dengan sengaja mendorong teori konspirasi tentang kesehatan Presiden Trump."
"Jika pegawai CNN lain mengatakan hal serupa tentang Barack Obama, mereka akan segera dipecat, jadi standar yang sama harus diterapkan di sini," kata tim kampanye itu dalam sebuah pernyataan.
"Itu, tentu saja, kecuali CNN terlibat dalam kampanye kotor untuk menyamakan kedudukan melawan Joe Biden, seseorang yang benar-benar telah kehilangan satu langkah."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)