Penganut Bumi Datar Dikarantina Setelah Mencoba Pergi Menemukan 'Ujung Dunia' saat Lockdown
Penganut Bumi Datar dikarantina setelah mencoba pergi menemukan 'ujung dunia saat lockdown.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Garudea Prabawati
Serangkaian ciri kepribadian tertentu tampaknya mempengaruhi orang untuk percaya pada teori konspirasi.
Itulah argumen Josh Hart, dari Union College di New York.
"Orang-orang ini cenderung lebih curiga, tidak percaya, eksentrik, perlu merasa spesial, dengan kecenderungan menganggap dunia sebagia tempat yang pada dasarnya berbahaya," ujar Hart.
Hart menambahkan, kaum Bumi Datar juga lebih mungkin untuk mendeteksi pola di mana mereka mungkin sebenarnya 'tidak ada'.
"Orang yang enggan mempercayai teori konspirasi cenderung memiliki kualitas yang berlawanan."
Baca: Warganya Nekat Berlibur, Italia Alami Lonjakan Kasus Terparah Sejak Lockdown Dilonggarkan
"Hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa prediktor terkuat dari kepercayaan konspirasi adalah konstelasi karakteristik kepribadian yang secara kolektif disebut sebagai 'schizotypy'," tuturnya.
Diketahui, schizotypy atau gangguan Schizotypal adalah gangguan aneh dalam berpikir.
Orang dengan gangguan kepribadian ini cenderung memiliki pola pikir dan tindakan yang tidak biasa dari orang pada umumnya.(*)
Orang Ini Ingin Buktikan Bumi Datar dan Luncurkan Diri Pakai Roket, Nahasnya Jatuh dan Meninggal
Pendukung teori Bumi Datar, Mike Hughes, meninggal dalam kecelakaan roket, pada Sabtu (22/2/2020).
Ini merupakan kali ketiga percobaan untuk membuktikan bumi datar ala Hughes.
Dilansir Buzz Feed News, pria pemberani ini jatuh dari roket buatannya sendiri.
"Mad" Mike Hughes, mantan sopir limusin ini pernah menyebut dirinya sebagai orang paling berani di dunia.
Sabtu itu, dia berusaha meluncurkan dirinya setinggi 5.000 kaki ke udara menggunakan roket bertenaga uap.