Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER INTERNASIONAL: Akibat Kaum Bumi Datar Cari 'Ujung Dunia' | Ngerinya Metode Interogasi Iran

Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari akibat kaum Bumi Datar yang mencari 'ujung dunia' hingga metode interogasi Iran.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in POPULER INTERNASIONAL: Akibat Kaum Bumi Datar Cari 'Ujung Dunia' | Ngerinya Metode Interogasi Iran
Amnesty International via Daily Mail
Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari akibat kaum Bumi Datar yang mencari 'ujung dunia' hingga metode interogasi Iran. 

David Stilwell, diplomat AS terkemuka untuk Asia Timur, mengatakan pada saat itu bahwa puluhan Institut Konfusius di kampus-kampus AS tidak dikeluarkan, tetapi universitas AS harus "mencermati" apa yang mereka lakukan di kampus.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca: Deteksi Keberadaan Kapal Perusak AS, China Kirim Jet Tempur dan Kapal Perang

4. Metode Interogasi Iran yang 'Mengerikan'

Amnesty International mengilustrasikan penyiksaan yang dilakukan aparat Iran saat demo besar-besaran 2019.
Amnesty International mengilustrasikan penyiksaan yang dilakukan aparat Iran saat demo besar-besaran 2019. (Amnesty International via Daily Mail)

Amnesty International pada Rabu lalu menuduh pihak keamanan Iran menggunakan metode penyiksaan saat interogasi.

Pihaknya menyoroti ratusan orang yang dipenjara saat protes besar-besaran bergulir tahun lalu.

Dikutip dari Daily Mail, demonstrasi besar meletus di Iran pada November 2019 karena harga bensin melonjak drastis.

Sayangnya, aksi itu dihentikan aparat keamanan dengan melakukan penangkapan besar-besaran.

BERITA REKOMENDASI

Ditambah lagi, saat itu hampir seluruh wilayah Iran mengalami pemadaman internet total.

Amnesty International mengklaim telah mengumpulkan banyak kesaksian dari 7.000 orang yang diduga ditangkap.

Amnesty International mengilustrasikan penyiksaan yang dilakukan aparat Iran saat demo besar-besaran 2019.

Mirisnya diantaranya ada anak di bawah umur berusia 10 tahun.

Mereka menggambarkan penyiksaan itu dalam ilustrasi berupa katalog yang disebut sebagai pelanggaran HAM yang mengejutkan.


Baca selengkapnya di sini>>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas