Tim Penyelamat di Beirut Deteksi Adanya 'Detak Jantung' di Reruntuhan 1 Bulan setelah Ledakan
Tim penyelamat di Beirut mengatakan mereka mendeteksi kemungkinan adanya detak jantung di bawah puing-puing bangunan yang hancur akibat ledakan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya 190 orang tewas dan lebih dari 6.000 lainnya luka-luka dalam ledakan Beirut yang meluluhlantahkan kawasan pelabuhan itu sebulan lalu.
Lebih dari 300.000 orang sekarang terancam tunawisma pasca bencana.
Kurang dari seminggu setelah ledakan itu, pemerintah Lebanon mengundurkan diri.
Perdana Menteri Hassan Diab berpidato di depan bangsa, mengumumkan pengunduran dirinya dan pemerintahannya setelah ledakan, yang disebutnya sebagai "bencana yang tak terkira."
Ia mengkritik elit politik yang berkuasa di Lebanon karena mendorong aparat korupsi yang lebih besar dari negara.
"Kami telah bertempur dengan gagah berani dan bermartabat," katanya, mengacu pada anggota kabinetnya.
"Antara kita dan perubahan adalah penghalang besar yang sangat kuat."
Diab membandingkan ledakan hari Selasa lalu itu dengan "gempa bumi yang mengguncang negara" yang mendorong pemerintahnya untuk mundur.
"Kami telah memutuskan untuk berdiri bersama rakyat," katanya.
Tiga menteri kabinet telah mundur, bersama dengan tujuh anggota parlemen.
Setelah ledakan tersebut, protes terjadi di kota tersebut meminta Pemerintah untuk mundur.
Lebanon Pilih Mustapha Adib sebagai Perdana Menteri Baru yang Gantikan Hassan Diab
Seorang diplomat telah dipilih untuk membentuk pemerintahan baru di Lebanon, satu bulan setelah terjadi kekacauan akibat ledakan di Beirut.
Mustapha Adib, diplomat Lebanon untuk Jerman, ditunjuk sebagai perdana menteri yang baru.