Sepatu Nike Ditukar Ayam & Jaket untuk Beras 6 Kg, Barter Kuno Eksis di Filipina karena Covid-19
Perjuangan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari di Filipina mendorong kembalinya lagi tradisi barter bagaikan zaman dahulu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Grup barter online memberikan cara hidup baru bagi orang Filipina yang terpukul oleh pandemi.
Diketahui negara ini melakukan lockdown untuk mengurangi penularan Covid-19 selama berbulan-bulan sejak Maret.
Akibatnya Filipina terjun ke jurang resesi yang dalam.
Menurut AFP, setidaknya ada 98 grup barter dengan puluhan ribu anggota yang aktif di seluruh Filipina.
Hampir semuanya dimulai sejak pandemi berlangsung.
Lantaran banyak orang Filipina yang beralih ke praktik perdagangan kuno demi memberi makan keluarga dengan cukup.
Menurut penelusuran di Google, kata kunci 'makanan barter' melonjak 300 persen di bulan Mei terhitung sejak April.
Ini merupakan hasil penelitian iPrice Group yang dirilis baru-baru ini.
Latar belakangnya adalah lockdown menekan anggaran rumah tangga dan membatasi gerak warga.
Analisis penelitian ini melibatkan 85 grup barter populer di Facebook yang memiliki lebih dari 2 juta anggota.
Baca: Menlu Retno: Tak Ada WNI yang Jadi Korban Ledakan Bom di Jolo Filipina
Baca: Gara-gara Lockdown, Filipina Jatuh ke Dalam Jurang Resesi
Terungkap bahan makanan dan makanan jadi adalah item yang paling banyak dicari.
Orang-orang memposting foto dan spesifikasi barang yang ingin ditukar.
Tidak lupa menuliskan benda yang diinginkan dan bernegosiasi lewat kolom komentar.
Contohnya Lorraine ini, setelah menukar botol bayi yang tak terpakai, dia lanjut ingin membarter jaket bulu untuk bayi dan hoodie Ralph Lauren dengan beras seberat enam kg.