Mantan Menteri Pertahanan Kritik PM Jepang yang Sering Menjawab Menyimpang
Shigeru Ishiba (63) dalam acara TV Jepang kemarin malam mengeritik mantan PM Jepang Shinzo Abe yang seringkali menjawab pertanyaan menyimpang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Sekretaris Jenderal partai demokrat liberal (LDP) dan mantan Menteri Pertahanan Jepang, Shigeru Ishiba (63) dalam acara TV Jepang kemarin malam (9/9/2020) mengeritik mantan PM Jepang Shinzo Abe yang seringkali menjawab pertanyaan menyimpang.
"Kalau jadi pemimpin itu, ditanya ya jawab soal A tersebut, jangan ditanya A jawabnya ke B. Harus tegaslah kalau jadi pemimpin di Jepang sehingga masyarakat bisa puas," papar Ishiba kemarin malam (9/9/2020) yang mengarah ke figur PM Shinzo Abe dalam pembicaraannya.
Kekurangpuasan masyarakat atas berbagai jawaban pemerintah juga ditanyakan penanya (penyiar TV) kepada Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga (71) yang menjadi calon PM Jepang yang baru kemarin malam.
"Saya kalau bikin jumpa pers dua kali sehari. Itu pun mungkin tampaknya masih ada saja yang merasa tidak puas. Jadi saya harus koreksi diri meneliti lebih lanjut mungkin untuk bisa memuaskan banyak orang dalam menjawab pertanyaan di masa mendatang," papar Suga.
Baca: Tiga Calon Pengganti Shinzo Abe Mulai Berkampanye
Suga juga menjanjikan kesejahteraan kepada wanita khususnya bantuan berbagai subsidi bagi pengembangan karier wanita mungkin baru akan bisa terlaksana dua tahun mendatang karena sekarang sudah ada di dalam pembahasan Undang-undangnya.
Perhatian pemerintah Jepang tampaknya akan banyak mengarah bagi pengembangan karir wanita sekaligus juga menjaga wanita agar bisa nyaman menjadi seorang ibu rumah tangga pula selain pengembangan karier dalam pekerjaannya.
Dalam hal wanita Ishiba juga mengeritik Jepang yang hanya mendayagunakan sekitar belasan persen wanita saja.
"Potensi wanita itu besar sekali. Jepang hanya mendayagunakan belasan persen saja wanita untuk keberhasilan pembangunan. Namun di negara maju lain sedikitnya 30% diisi kursinya oleh kalangan wanita karena tahu potensi dan keberhasilan menggunakan wanita juga besar dalam sebuah pemerintahan," papar Ishiba.
Sementara itu baru saja terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com