Lima Alasan Normalisasi Hubungan Israel-UEA & Bahrain, Tetap Lanjut Walau Dinilai Khianati Palestina
Pada Selasa ini, delegasi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menandatangani perjanjian perdamaian.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sebenarnya kedua UEA dan Bahrain hampir tidak pernah menyembunyikan hubungan dengan Israel.
Bahkan kedua negara ini berharap bisa berdagang secara terbuka karena Israel memiliki sektor teknologi tercanggih di dunia.
Sebelum Covid-19 menyerang, orang Israel rajin berlibur ke gurun, pantai, dan mal di negara-negara Teluk, sehingga ini menjadi bisnis yang baik diantara mereka.
2. Israel Mengurangi Isolasi Wilayah
Normalisasi Israel dengan UEA dan Bahrain menjadi pencapaian baru bagi Israel.
Ini karena PM Israel, Benjamin Netanyahu dulu memiliki strategi 'Tembok Besi' penghalang antara negara Yahudi dengan Arab pada 1920an.
Netanyahu berencana memajukan kekuatan Israel hingga negara Arab mengakui keberadaan negaranya.
Orang Israel sebenarnya tidak suka berada di Timur Tengah dan perdamaiannya dengan Mesir dan Yordania tidak pernah hangat.
Israel mungkin berharap lebih bisa damai dengan negara Teluk yang lebih jauh dari wilayahnya.
Selain itu, damai dengan UEA dan Bahrain sama halnya dengan memperkuat aliansi melawan Iran, musuh nomor 1 Israel.
3. Misi Kudeta Kebijakan Luar Negeri Donald Trump Berhasil
Kesepakatan ini dinilai sebagai pencapaian untuk Presiden AS, Donald Trump.
Dengan adanya normalisasi hubungan, AS semakin menekan Iran sekaligus jadi amunisi untuk pemilu tahun ini.
Apa pun yang dilakukannya untuk menguntungkan Israel, atau khususnya pemerintah Benjamin Netanyahu, disetujui para pemilihnya dari American Christian Evangelical, bagian penting dari basis pemilihannya.