Ini 2 Wanita Indonesia yang Masuk Daftar Pebisnis Perempuan Paling Berpengaruh di Asia
Kendati demikian, setiap wanita pebisnis tersebut sama-sama memiliki rekam jejak keberhasilan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini penuh tantangan bagi para pebisnis karena seluruh kegiatan ekonomi di dunia terimbas pandemi Covid-19.
Kepemimpinan pun terus diuji untuk mampu bertahan melewati masa krisis.
Forbes melihat ada 25 pemimpin wanita di Asia yang dinilai berhasil menjawab tantangan tersebut, bahkan mampu menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi masa-masa sulit.
Mereka berasal dari latar belakang bisnis yang berbeda-beda, mulai dari bioteknologi, fintech, edutech hingga sektor yang lebih konvensional seperti ritel, logistik, dan hukum.
Kendati demikian, setiap wanita pebisnis tersebut sama-sama memiliki rekam jejak keberhasilan.
Baca: Potret Chryseis Tan, Dijuluki Wanita Terkaya di Asia Ajak Bayinya Liburan Naik Jet Pribadi
Baik lewat menjalankan perusahaan dengan pendapatan yang cukup besar atau mendirikan perusahaan baru senilai lebih dari 1 miliar dollas AS.
Melansir Forbes, Jumat (18/9/2020), dari ke-25 wanita yang masuk dalam daftar Power Businesswomen Forbes Asia 2020, dua diantaranya merupakan pebisnis wanita asal Indonesia.
Pertama adalah Co-founder & Chief Operating Officer (COO) PT Nusa Satu Inti Artha, Nabilah Alsagoff.
Perusahaan ini merupakan pembuat aplikasi dompet digital (e-wallet) bernama Doku.
Ide tersebut berawal ketika Nabilah bekerja dengan departemen pariwisata Bali yang tengah membuat sebuah situs yang bisa mendukung pariwisata di Pulau Dewata tersebut.
Saat itu, ia menemukan bahwa bank daerah tidak bisa memproses transaksi online yang dilakukannya.
Oleh sebab itu, Nabilah bersama temannya membuat e-wallet Doku, yang kemudian menjadi pelopor transaksi non tunai di Indonesia.
Pada tahun 2016, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) membeli saham mayoritas Nusa Satu Inti Artha, dengan nilai transaksi yang dirahasiakan.
Kendati saham mayoritas telah dimiliki pihak lain, Nabilah tetap menjabat sebagai COO Doku, perusahaan yang telah ia rintis sejak tahun 2005.