Wanita 25 Tahun di Mongolia Terjangkit Pes setelah Makan Marmot, 19 Orang Terdekatnya Diisolasi
Seorang wanita di Mongolia positif terinfeksi pes setelah makan marmot. Ia diisolaso bersama 19 orang lainnya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Pada masa itu, Black Death diprediksi berasal dari Asia Tengah atau Asia Timur di mana bakteri menyebar dari inang (tikus/ marmut) melalui transmisi kutu.
Dari dua kawasan tersebut, Black Death traveling melalui Jalur Sutera hingga tiba di Crimea pada 1347.
Dari situ wabah pun menyebar ke kawasan Mediterania, Afrika, Asia bagian Barat, dan beberapa wilayah Eropa antara lain Konstantinopel, Sislilia, dan Italian Peninsula.
Kasus wabah pes telah dilaporkan secara berkala di seluruh dunia.
Negara Madagaskar di Afrika menghadapi lebih dari 300 kasus selama wabah pada 2017.
Black Death dan Karantina
Penyakit tersebut dinamakan Black Death karena gejalanya.
Salah satu gejala penyakit ini adalah pembusukan pada area tubuh (mayoritas jari), yang membuat kulit menjadi hitam.
Gejala lainnya adlah demam yang berkisar antara 38 – 41 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan muntah.
Hingga saat ini belum ada yang mengetahui penyebab berhentinya wabah mematikan ini, namun ilmuwan menyebutkan pasti ada hubungannya dengan karantina.
Pada saat itu, pemerintah kota pelabuhan Ragusa di Italia melakukan karantina terhadap para pelayar untuk membuktikan bahwa mereka tidak membawa penyakit.
Pada awalnya, para pelayar ditahan di kapal mereka selama 30 hari.
Hukum yang berlaku Venesia menamai kondisi ini sebagai trentino.
Kemudian, masa isolasi bertambah menjadi 40 hari yang dikenal sebagai quarantine, asal mula kata quarantine dan karantina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.